Channel9.id-Jakarta. Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk., Irfan Setiaputra, mengatakan perseroan akan tetap terbang meski pendapatan yang diterima merosot hingga90 persen. Garuda perusahaan harus tetap bertahan dan melayani angkutan udara dalam kondisi apapun. “Garuda memiliki kepentingan dan mandat menyambungkan pulau-pulau, suku-suku bangsa, dan memperkenalkan Indonesia ke dunia luar. Oleh karena itu, Garuda harus terbang, bahkan dalam (kondisi) perang,” ujarnya, Selasa, 16 Juni 2020.
Akibat pandemi Covid-19 pendapatan Garuda hanya 10 peren dan 70 persen pesawat dikandangkan atau tidak terbang. Menurut Irfan dengan kondisi itu wajar jika perusahaan merugi.
Irfan mengatakan punya dua dua strategi dalam era normal baru, yakni bertahan hidup dan beroperasi lebih kompetitif. “Ini yang menarik untuk diamati. Jadi normal baru itu adalah kesempatan baru.”
Dalam melakukan penerbangan, saat ini calon penumpang diwajibkan untuk melampirkan dokumen kesehatan yakni hasil negatif untuk tes cepat atau PCR, melindungi diri, serta jaga jarak baik di bandara maupun di pesawat. Irfan mengakui perubahan kebiasaan ini sulit bagi para calon penumpang, terlebih penerbangan adalah bisnis kebahagiaan, di mana penumpang dalam kondisi senang dan bahagia selama penerbangan.
Irfan optimistis industri penerbangan akan bangkit. Maskapai nasional, kata dia, masih memiliki kekuatan pasar domestik, tidak seperti maskapai asing seperti Singapore Airlines, Cathay Airways dan lainnya yang hanya bertumpu pada penerbangan internasional. “Mereka bisa dikatakan tidak memiliki domestic market. Kalau kami domestic market yang sangat kuat seperti Amerika, China, Jepang, dan beberapa negara lainnya,”ujarnya.