Channel9.id-Jakarta. Bisnis perhotelan dan jasa akomodasi di tempat wisata merupakan jenis properti yang paling parah terdampak pandemi global Covid-19. “(Sektor properti) paling terkena (dampak Corona) memang hotel. Kalau kami lihat secara global memang seperti itu,” kata Senior Associate Director Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, Rabu, 8 April 2020.
Menurut dia, hotel ditempatkan di posisi paling atas dari jenis properti yang terkena risiko, setelah itu baru properti ritel atau pusat perbelanjaan. Namun, lanjutnya, sektor ritel masih memiliki kesempatan karena para peritel sekarang ini sudah akrab berdagang secara online (daring).
Bila kondisi pandemi terus berlanjut diperkirakan rencana pembukaan hotel pada tahun ini bakal ditunda. “Kira-kira berapa lama (penundaannya), tergantung dari setiap developer karena ada developer yang pemulihannya bisa lebih cepat, tapi ada juga yang pemulihannya lebih lama,” kata Ferry.
Ferry memaparkan beberapa hotel yang saat ini menutup operasional itu, sebenarnya juga merupakan langkah strategis dalam rangka menekan biaya operasional. Hal tersebut, lanjutnya, karena bila hotel tetap beroperasi tetapi tidak bisa tertutup oleh penghasilan dari tamu hotel, maka kinerja keuangan hotel itu bisa merugi.
Sebelumnya, Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani menerima laporan sebanyak 1.266 hotel telah tutup karena terdampak Covid-19.