Bencana di Sumut, Sumbar, Aceh
Nasional

BMKG Intervensi Awan demi Kurangi Dampak Bencana di Sumut, Sumbar, dan Aceh

Channel9.id, Jakarta. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa upaya mitigasi di Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh dilakukan secara terpadu, dengan operasi modifikasi cuaca (OMC) menjadi salah satu langkah percepatan evakuasi dan penanganan korban.

Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani menyampaikan bahwa kegiatan OMC berlangsung selama 24 jam sejak 27 November hingga 1 Desember 2025 sebagai bagian dari respons cepat pemerintah menghadapi dampak cuaca ekstrem.

“Sebagai bagian dari pemerintah, BMKG turut serta memastikan seluruh unsur bergerak cepat menjamin keselamatan warga dari bencana yang dipicu oleh fenomena cuaca ekstrem dan berdampak luas di sejumlah wilayah,” ujar Faisal melalui keterangan di laman resmi BMKG, Senin (1/12/2025).

Ia menambahkan bahwa pemeriksaan peralatan, kesiapan pesawat, serta koordinasi lintas lembaga dilakukan secara rutin agar pelaksanaan OMC tetap efektif.

Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, menjelaskan bahwa setiap langkah penyemaian mengacu pada analisis meteorologi terbaru di wilayah terdampak.

“Strategi penyemaian dilakukan dengan mengintervensi awan-awan yang membawa air hujan sebelum masuk ke area terdampak bencana, tepatnya di perairan sebelah Barat dan Utara dari Provinsi Sumatera Utara,” jelasnya.

Hasil analisis BMKG menunjukkan ketiga provinsi tersebut masih berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat pada 30 November–2 Desember 2025. Hingga kini, tim OMC telah melaksanakan sembilan penerbangan sorti dengan total 4.800 kg NaCl dan 2.400 kg CaO sebagai bahan semai.

Operasional lapangan dilakukan melalui dua posko utama, yakni Posko Stasiun Meteorologi Sultan Iskandar Muda Aceh dan Posko Bandara Internasional Minangkabau, Sumatra Barat. Dari posko Minangkabau, penyemaian sudah dilakukan lima sorti menggunakan pesawat Cessna Caravan PK-DPI dan PK-SNK, dengan total bahan 4.400 kg NaCl. Sementara itu, kegiatan di Aceh memasuki hari kedua dengan empat sorti penerbangan pesawat Cessna Caravan PK-SNP yang membawa 2.000 kg NaCl dan 2.000 kg CaO.

Pelaksanaan OMC yang dilakukan secara simultan di tiga provinsi menunjukkan bahwa mitigasi bencana kini tidak hanya bertumpu pada penanganan dampak, tetapi juga upaya preventif melalui pemantauan atmosfer dan intervensi cuaca berbasis sains. Pemerintah berharap langkah ini dapat meminimalkan gangguan terhadap proses evakuasi, distribusi bantuan, serta aktivitas masyarakat di wilayah terdampak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

9  +    =  15