Hot Topic

BNPB Berikan Layanan Psikososial bagi Warga Terdampak Bencana Sumatera

Channel9.id – Jakarta. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyediakan layanan psikososial sebagai bagian dari pemulihan pascabencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Layanan ini melengkapi pelayanan kesehatan fisik yang telah lebih dahulu diberikan kepada masyarakat terdampak.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyatakan layanan psikososial dilaksanakan secara rutin di setiap kabupaten dan kota terdampak. Kegiatan tersebut dilakukan satu hingga dua kali dalam sepekan sebagai upaya pemulihan trauma korban bencana.

“Berkaitan dengan pemulihan atau layanan psikososial, di setiap kabupaten/kota secara berkala, satu hingga dua kali seminggu, terus kita lakukan,” kata Abdul dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Minggu (28/12/2025).

BNPB menyasar anak-anak dan para ibu dalam pelaksanaan layanan psikososial tersebut. BNPB juga melibatkan tenaga ahli, dokter, psikiater, serta relawan untuk mendukung kegiatan pemulihan mental masyarakat terdampak.

“Kita mendatangkan tenaga ahli, dokter, psikiater, serta para relawan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan psikososial,” ujarnya.

Menurut Abdul, layanan psikososial akan terus dijalankan secara berkelanjutan untuk membantu masyarakat pulih dari trauma akibat bencana. Program ini diharapkan mampu memulihkan kondisi psikologis warga secara bertahap.

“Ini tetap kita programkan. Harapannya, secara bertahap dapat memulihkan trauma yang dialami saudara-saudara kita pascabencana,” jelasnya.

Selain layanan psikososial, BNPB juga mempercepat perbaikan fasilitas umum yang rusak akibat banjir, termasuk sekolah dan madrasah. Upaya tersebut ditujukan agar kegiatan belajar mengajar dapat kembali berlangsung pada awal semester genap, pekan pertama Januari.

“Beberapa fasilitas pendidikan yang sebelumnya terdampak lumpur kini sudah dapat difungsikan kembali,” ujarnya.

BNPB menyiapkan tenda darurat bagi sekolah yang mengalami kerusakan cukup parah dan belum dapat digunakan. Fasilitas sementara ini disiapkan agar proses belajar mengajar tetap berjalan selama masa perbaikan.

“Sehingga, untuk sekolah-sekolah yang masih memerlukan perbaikan, proses belajar mengajar dapat dilakukan di tenda sementara,” tutup Abdul.

HT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

7  +  2  =