Channel9.id-Jakarta. Sekurangnya 48 orang tewas dan puluhan lainnya terluka akibat serangan bom bunuh diri yang terjadi di dua lokasi berbeda di Afganistan. Salah satu bom meledak terjadi saat rapat umum kampanye Presiden Ashraf Gani, sementara satu bom lain mengguncang ibu kota Kabul, Selasa (17/9).
Mengutip Aljazeera, bom pertama terjadi pada Selasa (17/9), pelaku bom bunuh diri diketahui mengendarai sepeda motor. Ia menyasar Ghani, yang dilaporkan selamat dan tidak terluka.
Pelaku menabrakkan sepeda motornya yang sarat dengan bahan peledak ke pintu masuk tempat Ghani sedang berkampanye.
Setidaknya 26 orang dilaporkan tewas dan lebih dari 40 orang terluka dalam serangan tersebut. Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan ini.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Nasrat Rahimi mengatakan, tercatat empat orang tentara ikut menjadi korban tewas.

Kepala Rumah Sakit Parwan, Abdul Qasim Sangin mengatakan, diantara korban tewas terdapat anak-anak yang ikut menjadi korban. Ia khawatir jumlah korban bakal terus bertambah.
Presiden yang hadir pada saat kejadian, dikabarkan selamat dan tidak terluka, ujar juru bicara kampanye, Hamed Aziz, seperti dikutip AP.
Beberapa jam setelah bom pertama meledak, serangan kembali mengguncang Kabul Green Zone. Di lokasi tersebut terdapat kantor Menteri Pertahaan, Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS), dan kantor pusat NATO. Taliban kembali mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di ibu kota itu.
Rahimi mengatakan, akibat serangan bom bunuh diri ini 22 orang tewas dan 38 orang lainnya terluka.
Afghanistan diguncang serangan saat negara itu bersiap untuk menggelar pemilihan umum yang dijadwalkan pada bulan ini.
Taliban memerintahkan pejuangnya untuk mengintensifkan kampanye melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing untuk mencegah masyarakat memilih pada pemungutan suara pada 28 September, diman Presiden Ghani, akan mencalonkan diri sebagai presiden untuk periode lima tahun kedepan.
Sebelumnya, minggu lalu Presiden AS Donald Trump secara tiba-tiba mengakhiri pembicaraan kesepakatan damai dengan Taliban. Pembicaraan tersebut terkait penarikan ribuan pasukan AS di Afghanistan, dengan jaminan keamanan untuk kelompok Taliban.