Channel9.id-Brasil. Kementerian Pertahanan Brazil menamai komandan-komandan baru pada pasukan-pasukan angkatan bersenjatanya pada hari Rabu (31/3/2021). Sehari sebelumnya, tiga komandan yang saat itu menjabat dipecat. Pemecatan itu merupakan salah satu bentuk langkah Presiden Jair Bolsonaro untuk ikut campur pada angkatan bersenjatanya.
Ketiga komandan itu adalah Paulo Sergio Nogueira de Oliveira di Angkatan Darat, Almir Garnier di Angkatan Laut dan Carlos Almeida Baptista Júnior di Angkatan Udara, ungkap Menteri Pertahanan Brazil, Walter Braga Netto.
Selain mengumumkan nama-nama komandan baru, Braga Netto mengatakan bahwa angkatan bersenjata Brazil tetap memegang teguh misi konstitusionalnya.
Ketiga komandan itu akan menjabat dalam waktu yang lama, hal ini merupakan udara segar bagi beberapa analisis yang berspekulasi kalau Bolsonaro akan menunjuk personil-personil muda yang ingin mempolitisasi angkatan bersenjatanya.
Penunjukkan Nogueira de Oliveira merupakan suatu hal yang tak disangka-sangka setelah dia sempat berseteru dengan Bolsonaro mengenai Covid-19. Nogueira de Oliveira menggaungkan social distancing, menggunakan masker saat di ruang publik dan juga memperingatkan akan adanya gelombang ketiga Covid-19. Sedangkan Bolsonaro sering menyuarakan ketidaksukaannya pada kebijakan lockdown, menyuarakan keraguannya terhadap vaksin secara publik dan lebih mendorong pengobatan-pengobatan “ajaib” yang keefektifannya belum teruji.
Perubahan mendadak di angkatan bersenjata Brazil, setelah sebelumnya di hari Senin ada Kabinet reshuffle, menunjukkan seberapa besar krisis politik dan kesehatan di Brazil.
Pada hari Rabu (31/3/2021), enam orang yang berpotensi menjadi calon presiden, termasuk Gubernur Sao Paulo, Joao Doria dan mantan Menteri Kesehatan Brazil, Luiz Henrique Mandetta, menuliskan surat terbuka dengan dasar melindungi demokrasi.
“Para lelaki dan perempuan di negara ini yang menghargai KEBEBASAN, tak peduli kalian hanya warga sipil atau militer, tak peduli kalian mendukung partai yang mana, tak peduli warna kulit kalian, agama, atau ras, kita harus bersatu dalam melindungi KESADARAN BERDEMOKRASI. Kita akan melindungi Brazil,” kutip surat tersebut tanpa menyebutkan nama Bolsonaro.
(RAG)