Channel9.id-Jakarta. Saat kita menganggap kehadiran orang lain sebagai ancaman, tak bisa berlaku adil pada orang lain, atau tak bisa memahami hak orang lain, artinya kita intoleran. Demikian pungkas Alissa Wahid, Direktur Jaringan GUSDURian, di acara bertajuk “Toleransi Beragama dalam Bingkai Merah Putih” di kanal YouTube Heartline Network, Senin (21/2).
Sementara itu, Alissa menekankan pentingnya toleransi beragama di Indonesia—yang kaya akan keberagamaannya. “Karena agama adalah driver yang kuat dalam kehidupan kita. Jadi, kalau kita bisa toleransi antarumat beragama, maka kesatuan Indonesia bisa terjaga,” sambungnya.
Baca juga: Cara Tanamkan Nilai Toleransi Kepada Generasi Muda
Adapun yang dimaksud dengan toleran, lanjut Alissa, yaitu memahami bahwa ada keberagaman di sekitar kita dan mengakui bahwa kita merupakan bagian dari itu. Selain itu, toleran juga artinya harus berlaku adil.
“Kita harus paham mana hak dan kewajiban kita. Di negara kita, ini ada konstitusinya. Ini ada fondasinya, misalnya tentang hak beragama. Ini ada aturannya bahwa hak itu dijamin, diakui, dilindungi, dan dipenuhi… Kalau sudah berlaku adil, kita secara otomatis akan menghargai hak-hak orang lain,” tutur Alissa.
“Jadi, toleransi bukan ‘Saya terima Anda di situ, selagi Anda tidak membuat ulah, maka Saya toleran.’ Ini namanya bukan toleran karena masih menganggap orang lain di bawah kita, dan ini intimidasi,” lanjutnya.
(LH)