Nasional

Buku Sejarah NU Menyimpang Jadi Bahan Ajar, Gus Yahya: Harus Ditarik

Channel9.id – Jakarta. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengaku pihaknya mendapatkan laporan adanya buku bahan ajar di berbagai madrasah soal sejarah berdirinya NU yang berisi narasi menyimpang dan tidak sesuai dengan yang sesungguhnya.

Jika kemudian terbukti ada penyimpangan, kata Gus Yahya, PBNU dengan tegas memerintahkan untuk menarik buku itu dari peredaran di lembaga dan lingkungan NU.

“Apabila memang ditemukan buku-buku atau bahan ajar yang seperti itu, ini harus dicabut, harus ditarik dari peredaran, dan tidak boleh dipergunakan di lembaga-lembaga pendidikan NU, karena akan – bukan hanya mengaburkan, bahkan – menyimpangkan sejarah berdirinya NU,” kata Gus Yahya dalam konferensi pers usai Rapat Pleno di Hotel Bidakara, Jakarta (28/7/2024).

Dalam Rapat Pleno tersebut, PBNU memutuskan untuk membentuk tim yang terdiri dari Lembaga Pendidikan Ma’arif NU dan Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) untuk meneliti laporan adanya upaya penyimpangan sejarah NU.
“PBNU memerintahkan kepada Lembaga Pendidikan Ma’arif dan Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) atau asosiasi pesantren-pesantren untuk melakukan penelitian menyeluruh terhadap laporan adanya upaya penyimpangan atau membuat narasi yang menyimpang tentang sejarah berdirinya NU,” tuturnya.

Menurut Gus Yahya, penyimpangan sejarah itu harus dikoreksi dan itu menjadi tugas PBNU. “Saya kira menjadi kewajiban dari PBNU untuk meluruskan ini. Dan apabila memang ditemukan bahwa materi-materi ini kemudian dibawa masuk ke lembaga-lembaga pendidikan NU, maka harus dicabut,” ucapnya.

Sebagai informasi, PBNU menggelar pleno di Hotel Bidakara Jakarta, pada Sabtu-Minggu, 27-28 Juli 2024. Pleno PBNU dihadiri para pengurus PBNU bagian syuriyah, tanfidziyah, a’wan, ketua-ketua lembaga, dan badan otonom.

HT

Tagged

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

52  +    =  53