Channel9.id – Jakarta. Perum Bulog berencana mengimpor 1 juta ton beras dari China pada 2024 mendatang. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi dampak kekeringan yang berimbas pada produksi padi dalam negeri.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengungkapkan stok beras ini nantinya akan dialokasikan untuk kebutuhan mendesak pada 2024 mendatang. Ia mengatakan, beras diimpor dari China karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah bekerja sama dengan Presiden China Xi Jinping.
“Pak Presiden pun kemarin sudah menyampaikan, kalau memang dibutuhkan, Bulog akan ditugaskan lagi. Kalau memang cuaca tidak mendukung dan produksi pertanian ini masih belum maksimal,” kata Budi di Gudang Bulog Kaltimtara, Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), Sabtu (23/9/2023), dikutip dari detikcom.
“1 juta ton itu kita ambil dari China, karena China yang mempersiapkan itu dan sudah bekerja sama antara Presiden (Indonesia) dengan Presiden China. Udah kontrak perjanjian,” sambungnya.
Budi mengatakan China menjadi salah satu negara yang siap mengekspor berasnya ke Indonesia. Sebelumnya, Indonesia telah mendapatkan pasokan dari sejumlah negara seperti Thailand, Vietnam dan Pakistan.
“Berarti kalau ada penugasan nanti ke saya (Bulog) 1 juta lagi, saya akan ambil dari negara Cina. Karena Cina sudah siapkan 1 juta (ton). Jadi saya tidak ngambil dari Thailand, tidak ngambil dari Vietnam atau negara-negara yang kemarin, Pakistan termasuk,” sebutnya.
Tahun, ini, Budi mengatakan pihaknya juga mengimpor 2 juta ton beras untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri tahun ini. Impor 2 juta ton beras tahun ini sudah dalam tahap penyelesaian.
Kebijakan impor beras itu diambil berdasarkan prediksi cuaca yang berdampak pada sektor pertanian.
“Kejadian cuaca, banjir, gagal panen di mana-mana beberapa wilayah yang menjadi produksi beras akhirnya kita kurang, mau tidak mau kita mulai (impor beras). Kita impor mulai tahun lalu akhir 2022. Tapi, ternyata berkepanjangan masalah cuaca, produksinya menurun, kita ditugaskan 2 juta (tahun 2023),” ujarnya.
Budi menuturkan dampak cuaca terhadap sektor pertanian tidak hanya terjadi tahun ini. Bahkan kemungkinan akan berlanjut hingga tahun depan yang membuat Bulog harus mengambil langkah cepat.
“Tapi kan prediksi tidak hanya tahun ini, nanti BMKG akan memprediksi kira-kira kalau ini ternyata rawan (kondisi cuaca) pasti Presiden mau menugaskan lagi (untuk) cepat ambil langkah-langkah antisipasi. Jangan sampai kita terlambat mengambil langkah,” katanya.
Ia menuturkan, Presiden Jokowi juga telah menginstruksikan penambahan jumlah impor beras. Hal ini dilakukan karena produksi beras dalam negeri sedang menurun sekaligus dalam rangka mengantisipasi krisis pangan akibat kondisi cuaca di Indonesia.
“Produksi dalam negeri memang ada penurunan, tidak salah siapa-siapa karena kita tidak bisa melawan alam. Kemarin awal-awal tahun karena masalah banjir, banyak akhirnya yang gagal panen sehingga produksinya masih kurang. Hari ini ada El Nino, kekeringan pasti akan juga berpengaruh pada produktivitas sawah. Jadi, wajar,” jelas Budi.
Baca juga: Presiden Jokowi Tinjau Ketersediaan Stok Beras di Gudang Bulog: Akan Ada 2 Juta Ton
Baca juga: BMKG: Waspada Empat Wilayah Terancam Kekeringan
HT