Channel9.id-Jakarta. Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan jumlah perusahaan tercatat atau emiten baru yang melantai di bursa pada tahun ini tidak akan sebanyak pada tahun-tahun sebelumnya. “Untuk tahun ini, kami realistis, yang sudah tercatat sekarang plus jumlah yang ada di pipeline. Kalau dari sisi jumlah total tidak akan seperti 2018 dan 2019 karena kondisi seperti ini,” kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, Jumat, 24 April 2020.
Pasar modal Indonesia menunjukkan masih ada hal yang bertumbuh positif di tengah pandemi Covid-19. Salah satunya adalah tetap tingginya minat perusahaan untuk masuk ke pasar modal dan mencatatkan sahamnya di bursa.
Sampai dengan 23 April 2020, telah tercatat 26 perusahaan baru di BEI dan sekitar 65 persen perusahaan tersebut menunjukkan tren kenaikan harga saham sejak awal sahamnya mulai dicatatkan di BEI. Tidak hanya itu, sampai dengan 23 April 2020, sudah terdapat 18 perusahaan yang masuk ke dalam pipeline pencatatan efek saham baru. Apabila 18 perusahaan tersebut benar-benar masuk ke bursa, maka total emiten baru tahun ini bisa mencapai 44 perusahaan.
Dalam dua tahun terakhir, jumlah perusahaan tercatat di bursa mencapai 57 perusahaan di 2018 dan 55 perusahaan di 2019. “Kami mengharapkan semua perusahaan yang ada di antrian pipeline itu masuk semua. Jadi secara sederhananya, total pipeline itu kami tambahkan dengan yang sudah tercatat,” kata Nyoman. “Dibandingkan dengan posisi 2018 dan 2019, tentu kami harus realistis, melihat kondisi yang ada.”
Meski demikian, Nyoman menekankan bahwa BEI tidak akan segan-segan menunda pencatatan saham perusahaan-perusahaan yang sudah masuk dalam pipeline apabila diperlukan dan ada hal-hal yang perlu diperbaiki. “Kami tidak hanya mengejar target, kami tetap kejar kualitas. Sejauh ini, yang ada di pipeline saham sudah hampir semuanya kita screening dan sudah mendapatkan implisit sehingga kemudian bisa ada proses untuk mendapatkan pernyataan efektif dari OJK,” kata dia.