Channel9.id-Jakarta. Direktur Utama PT Pertamina(Persero), Nicke Widyawati, mengatakan rencana restrukturisasi bisnis dan portofolio membutuhkan dana untuk belanja modal atau capital expenditure(capex) sebesar US$ 133 miliar. Kebutuhan dana yang bisa dipenuhi perusahaan sekitar 28 persen.
Untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut, kata Nicke, salah satunya melalui penawaran umum perdana saham atau initial public offering(IPO). “Kenapa tidak bond aja, tapi akan ke hit debt to equity rasionya, ada batasannya dan ini harus dikembalikan karena namanya pinjaman,” kata Nicke, Minggu, 26 Juli 2020.
Menurut dia, jika dilakukan IPO di anak-anak perusahaan Pertamina, pendanaan akan lebih fleksibel, karena tidak akan terdampak kepada debt to equity ratio perseroan. “Dan tidak ada harus mengembalikan pokok dari injaman tersebut,” ujar Nicke.
Adapun, dia menuturkan, dari kebutuhan US$ 133 miliar tadi, Pertamina memiliki kemampuan internal dari equity, yaitu sebesar 47 persen. Kemudian yang 15 persen melalui equity financing dan project financing sebesar 10 persen. “Ini yang melatarbelakangi, kemudian tantangan yang diberikan pemegang saham kepada Pertamina untuk melakukan IPO di anak perusahaannya,” kata Nicke.