Channel9.id-Jakarta. Berkaca pada pertumbuhan 4G sebelumnya, jaringan 5G diprediksi akan tumbuh di Indonesia dalam lima tahun ke depan.
“Kira-kira ini (jaringan 5G) akan tumbuh sekitar lima tahun, dari pengalaman kita 4G kemarin. Mudah-mudahan bisa lebih cepat,” tutur Ismali, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Dirjen SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), di Bali, pada Rabu (1/9).
Ismail menuturkan bahwa implementasi suatu teknologi, termasuk 5G, pasti butuh biaya besar. Karenanya, tumbuhnya teknologi itu selalu dilihat dari sisi permintaan dan penawaran.
“Apakah operator yang langsung agresif bangun duluan sambil menunggu market atau market ada supaya ada return sehingga berani untuk invest, ‘kan ini mana yang duluan. Dari pengalaman kita, ini harus gantian,” jelas dia.
Adapun, lanjut Ismail, demand 5G ini bisa saja datang dari mereka yang suka game karena bisa melaju dengan cepat. Demand juga bisa meningkat di berbagai kawasan industri yang butuh sistem robotik yang canggih dalam produksi di dalam pabrik, sebagaimana di negara lain yang sudah menggunakan 5g untuk industri, airport, stasiun kereta yang crowded.
“Ini memang 5G sangat ditunggu di sana, karena dia bisa menampilkan, bisa menyajikan suatu pengalaman baru buat pengguna. Di kita sudah masuk di area itu, sudah ada tiga operator yang sudah komersil, yaitu Telkomsel, Indosat dan XL. Tentu nanti akan dilanjutkan dengan operator lain,” kata dia.
Jaringan 5G akan merambah di berbagai kota, seperti Jakarta, Surabaya, Denpasar dan sebagainya. Hanya saja, pertumbuhan ini dilakukan bertahap sembari menunggu kesiapan masyarakat. Ini juga kembali menunggu harga handset 5G sedikit jatuh, sehingga bisa penggunaannya bisa lebih luas untuk masyarakat. Oleh karenanya, pertumbuhan 5G ini memakan sekitar lima tahun.
“Karena kita jaga tumbuh 5G, oke speed 10 sampai 20 kali lipat. Tapi kalau masyarakat diminta bayar 20 kali lipat tarifnya ‘kan enggak mau juga. Jadi ya harus ada flattening terhadap itu,” lanjutnya.
(LH)