Channel9.id-Bogor. Bupati Bogor Ade Yasin mendesak Kementerian Perhubungan mengkaji ulang aturan pengoperasian kereta rel listrik (KRL). “Saya berharap KRL Jabodetabek stop untuk sementara dan Kementerian mengkaji ulang keputusan ini,” ujarnya di Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 18 April 2020.
Usulan Ade Yasin bersama empat kepala daerah lain di Bogor, Depok dan Bekasi (Bodebek) mengenai pemberhentian sementara KRL. “Kami tetap mendorong pemerintah pusat untuk berani memutus mata rantai penyebaran Covid-19 melalui KRL,” kata dia.
Sebelumnya Kementerian Perhubungan membalas surat empat kepala daerah melalui surat Nomor: KA.207/1/2. PHB.2020 tentang Pengaturan Pembatasan Operasi KRL Jabodetabek. Poin empat dalam surat tersebut dijelaskan bahwa permohonan pemberhentian sementara KRL tidak dimungkinkan, meski dalam situasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) menyatakan akan tetap mengoperasikan perjalanan KRL mulai Sabtu dengan pola operasi yang sama sejak pemberlakuan PSBB di wilayah DKI Jakarta dan kota-kota sekitarnya. Jam operasional KRL adalah pukul 06.00-18.00 WIB. Keberangkatan kereta pertama dari wilayah penyangga Jakarta pukul 05.00 WIB.
Ade Yasin mengatakan rata-rata pasien positif terinfeksi virus corona (Covid-19) yang berdomisili di Kabupaten Bogor tertular virus di dalam KRL. “Kami yakin salah satu penyebab maraknya positif itu karena KRL dan dari data yang ada rata-rata dari penumpang kereta. Kasus positif pertama yang di Bojonggede itu dari kereta,” ujarnya.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor, wilayah dengan jumlah warga paling banyak terinfeksi virus corona atau zona merah dekat stasiun KRL, seperti Kecamatan Cibinong dan Bojonggede.