Lifestyle & Sport Techno

Covid-19 Disebut Bukan dari Cina

Channel9.id-Jakarta. Asal-usul virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 kerap dipertanyakan. Mulanya virus ini disebut berasa dari Wuhan, Cina, karena pertama kali menyebar di wilayah ini. Namun kemudian sejumlah penelitian dilakukan dan di antaranya ada yang menyebutkan bahwa virus ini bukan dari Cina.

Ya, sudah nyaris setahun virus ini bersemayam di muka bumi, namun belum ada jawaban pasti mengenai dari mana virus ini berasal.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) turut merespons sejumlah dugaan ini, termasuk pernyataan dari Cina yang berulang kali menegaskan Covid-19 bukan berasal dari negaranya. Klaim Cina ini berdasarkan pada ‘bukti’ adanya jejak Covid-19 di makanan beku impor. Selain itu, Cina juga merujuk pada jurnal ilmiah yang mendapati bahwa Covid-19 kemungkinan sudah beredar di Eropa lebih dulu.

“Saya pikir sangat spekulatif bagi kami untuk mengatakan bahwa penyakit itu tidak muncul di Cina,” ujar pakar darurat WHO Mike Ryan saat ditanya apakah Covid-19 muncul pertama kali di luar Cina saat briefing virtual di Jenewa, dikutip dari Reuters.

Baca juga : Dr Reisa Ajak Masyarakat Kenali Vaksin Covid-19

“Jelas dari perspektif kesehatan masyarakat bahwa Anda memulai penyelidikan di mana kasus manusia pertama kali muncul,” imbuh dia, mengatakan bahwa bukti kemudian dapat mengarah ke tempat lain.

Untuk diketahui, WHO saat ini kembali menginvestigasi asal-usul Covid-19 ke Wuhan, Cina mencari tahu soal awal mula wabah. Sebelumnya WHO sempat dituduh Trump terkait ‘Cina-sentris’, namun WHO membantah tuduhan tersebut berulang kali.

Sementara itu, studi baru-baru ini menyebutkan bahwa Covid-19 kemungkinan berasal dari India. Tim peneliti asal Cina yang dipimpin Dr Shen Libing ini melakukan pendekatan lain guna melacak asal-usul Covid-19. Mereka menghitung jumlah mutasi Covid-19 dalam setiap jenis virus.

Terdapat 17 negara yang menjadi objek penelitian. Kemudian didapati delapan negara yang memiliki mutasi paling sedikit, di antaranya Australia, Bangladesh, Yunani, AS, Rusia, India, Italia, dan Ceko.

Namun, area asal muasal wabah harus mempunyai keragaman genetik yang luar biasa. India dan Bangladesh disebut menjadi yang potensial, demikian lapor studi yang dimuat di The Lancet berjudul ‘The Early Cryptic Transmission and Evolution of SARS-CoV-2 in Human Hosts’.

“Informasi geografis strain yang paling sedikit bermutasi dan keanekaragaman strain menunjukkan bahwa India menjadi tempat penularan SARS-CoV-2 dari manusia ke manusia yang paling awal terjadi,” tegas Shen.

Shen kemudian menyebut cuaca ekstrem mungkin memicu pandemi Covid-19 di India. Untuk diketahui, pada Mei 2019, India diserang gelombang panas terpanjang kedua. Kekeringan ini memaksa hewan dan manusia ambil sumber air minum dari tempat yang sama. “Ini mungkin telah meningkatkan kemungkinan virus menular ke manusia,” sambungnya.

Dibantah Ilmuwan Lain
Namun, ilmuwan lain mempertanyakan temuan Shen itu. Mereka mengatakan prinsip penelitian dan perangkat lunak yang digunakan tak sesuai dengan standar yang diharapkan untuk jenis analisis filogenetik ini.

“Memilih urutan virus yang tampaknya memiliki jumlah perbedaan paling sedikit dari yang lain dalam kumpulan acak tidak mungkin menghasilkan ‘nenek moyang’ dari virus,” ujar Marc Suchard, profesor di Departemen Biostatistik dan Genetika Manusia di Universitas California, Los Angeles.

Temuan Shen juga dibantah Mukesh Thakur, Ahli Virologi pemerintah India yang juga aktif di Zoological Survey of India. Thakur menekankan argumen yang dibangun oleh peneliti Cina tidak kuat. “Tampaknya hasil salah tafsir,” ucapnya.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

9  +  1  =