Channel9.id – Jakarta. Imparsial menilai pernyataan Presiden Prabowo Subianto terhadap demonstran yang berdemonstrasi pada akhir Agustus hingga awal September lalu berpotensi mengancam kebebasan berekspresi. Direktur Imparsial Ardi Manto Adiputra menyebut tuduhan tersebut juga tidak sejalan dengan fakta bahwa dalang kerusuhan hingga kini tidak pernah diungkap.
Ardi menegaskan, Prabowo tidak hanya gagal memahami, tetapi juga melontarkan pernyataan kontroversial terkait aksi demonstrasi tersebut. Menurutnya, penyebab kemarahan publik dan mahasiswa berasal dari kebijakan pemerintah sendiri yang dinilai tidak berpihak kepada rakyat.
“Presiden kembali gagal memahami akar persoalan yang menjadi penyebab aksi demonstrasi massa yaitu dengan mengatakan bahwa para demonstran ‘bukan aktivis, bukan pejuang demokrasi, bukan pejuang keadilan. Mereka hatinya jahat, they’re evil (mereka jahat), mereka zalim, mereka ingin buat kekacauan, mereka ingin mengadu domba’,” kata Ardi melalui keterangan tertulis, Selasa (30/9/2025).
Ia menyoroti sikap Prabowo yang menuduh demonstran sebagai perusuh tetapi tidak bersedia mengungkap dalang di balik kerusuhan. Menurut Ardi, kontradiksi ini terjadi di tengah fakta adanya sepuluh korban jiwa dari masyarakat sipil.
“Di satu sisi menuduh demonstran sebagai perusuh atau ‘evil’ tetapi di sisi lain tidak bersedia mengungkap dalang dibalik peristiwa kelam yang telah mengakibatkan jatuhnya sepuluh korban jiwa dari kalangan masyarakat sipil,” ujarnya.
Ardi menambahkan berbagai bukti di media maupun rekaman warga menunjukkan kuat dugaan ada pihak yang memprovokasi demonstrasi hingga berubah ricuh. Ia mengingatkan pengalaman sejarah membuktikan kebenaran sering terkubur oleh narasi resmi negara tanpa adanya investigasi independen.
Imparsial menilai pernyataan Presiden memperburuk situasi kebebasan berserikat dan berekspresi di Indonesia. Menurut Ardi, pernyataan itu menunjukkan paradigma yang anti kritik.
“Pada titik ini, adalah sangat beralasan bagi publik mencurigai bahwa Presiden Prabowo Subianto dengan sengaja tidak membentuk tim independen pencari fakta (TPF) untuk menutupi dalang dibalik kerusuhan pada demonstrasi akhir Agustus dan awal September lalu,” ucap Ardi.
Atas dasar itu, Imparsial menekankan pembentukan tim independen pencari fakta penting dilakukan untuk mengungkap kebenaran. Menurut Ardi, langkah itu juga akan membebaskan Presiden dari tuduhan menutupi dalang kerusuhan.
“Sebaliknya, hanya dengan membentuk tim independen pencari fakta Presiden bisa lepas dari tuduhan menutupi dalang dibalik kerusuhan dalam demonstrasi akhir Agustus dan awal September lalu,” kata Ardi.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyebut para perusuh dalam gelombang protes yang terjadi pada akhir Agustus lalu bukan pejuang keadilan dan bukan aktivis. Prabowo menuding mereka sebagai para penjahat yang membakar fasilitas umum.
“Membuat kerusuhan, membikin bom molotov, ini adalah kejahatan. Ini bukan aktivis, bukan pejuang demokrasi, bukan pejuang keadilan, mereka hatinya jahat. They are evil,” kata Prabowo, dalam penutupan Musyawarah Nasional (Munas) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Senin (29/9/2025).
Prabowo menyebut para perusuh itu zalim dan ingin berbuat kekacauan. Ia juga menyebut para perusuh itu ingin mengadu domba dan menghentikan kebangkitan bangsa.
“Kalau memperjuangkan demokrasi, kalau memperjuangkan HAM, kalau memperjuangkan keadilan, kalau memperjuangkan perlawanan terhadap korupsi tidak dengan kerusuhan. Tidak dengan bakar-bakar, saudara-saudara sekalian,” tuturnya.
“Apalagi, yang dibakar, dibangun dengan uang rakyat. Katanya memperjuangkan demokrasi, lembaga demokrasi, gedung DPRD dibakar,” lanjut Prabowo.
HT





