Channel9.id-Jakarta. Gempa bumi dengan magnitudo 7,3 yang terjadi di Halmahera Selatan, Maluku Utara, Minggu (14/7) silam, menyisakan banyak duka. Ribuan warga harus kehilangan rumah tinggal dan terpaksa mengungsi.
Agus Wibowo, Pelaksana Harian Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mengatakan sudah enam orang dilaporkan meninggal dunia akibat gempa tersebut. “Lima orang meninggal akibat tertimpa reruntuhan bangunan, sedangkan satu orang meninggal di pengungsian,” kata Agus, Rabu (17/7).
Agus mengatakan, korban yang meninggal di pengungsian adalah Saima (90), warga Nyonyifi. Saima meninggal di pengungsian Desa Nyonyifi, Bacan Timur. Sedangkan korban yang meninggal akibat tertimpa reruntuhan bangunan adalah Aisyah (54), warga Desa Ranga-Ranga, Gane Barat Selatan; Aspar Mukmat (20), warga Desa Gane Dalam, Gane Timur Selatan; Sagaf Girato (50), warga Desa Yomen, Joronga; Aina Amin (50); dan Wiji Siang (60), keduanya warga Desa Gane Luar, Kecamatan Gane Timur Selatan.
Kabupaten Halmahera Selatan diguncang gempa berkekuatan 7,2 Skala Richter pada kedalaman 10 kilometer di 62 kilometer Timur Laut Labuha, Maluku Utara. Pusat gempa bumi terletak pada koordinat 0,56 lintang selatan dan 128,06 Bujur Timur. Gempa itu tergolong dangkal dan dirasakan kuat di daerah Obi dalam skala intensitas V MMI, Labuha III MMI, Manado, Ambon II-III MMI, Ternate, Namlea, Gorontalo, Sorong, Bolaang Mongondow II MMI.
Dua desa yaitu Gane Luar dan Ranga-Ranga yang menjadi lokasi paling parah terkena dampak gempa. Di dua desa ini sedikitnya 680 unit rumah dan 7 fasilitas publik mengalami rusak berat. Selain itu ada juga desa Lemo-lemo yang mengalami kerusakan hingga 70 persen.
Pemerintah Halmahera Selatan telah membentuk pos komando (posko) untuk melakukan penanganan darurat. Dapur umum yang dioperasikan pemerintah daerah (pemda), TNI dan Polri juga siap melayani 9 pos pengungsian di Kota Labuha. Pemerintah setempat menetapkan masa tanggap darurat selama 7 hari, terhitung 15 – 21 Juli 2019.
BPBD Maluku Utara mencatat lebih dari 3.500 warga mengungsi akibat gempa diberbagai wilayah di Halmahera Selatan. Namun jumlah ini diduga belum mencerminkan keadaan sebenarnya di lapangan karena data belum seluruhnya masuk ke BPBD.