Ekbis

Dampak Virus Korona, Bursa Saham Cina Anjlok Hingga 8%

Channel9.id-Jakarta. Bursa saham Cina rontok hingga 8% pada perdagangan Senin (3/2), sebagai dampak kekhawatiran meluasnya virus korona. Anjloknya pasar saham Cina ini merupakan yang terburuk sejak tahun 2015.

Komoditas bijih besi hingga minyak mentah mengalami penurunan paling curam. Sementara itu, mata uang Yuan melemah melewati level kunci terhadap dolar Amerika Serikat.

Dilansir Bloomberg, otoritas setempat mencoba untuk menangkal kepanikan pasar dengan menyuntik likuiditas ke pasar uang dan meminta pasar untuk tenang. Namun usaha tersebut sia-sia. Kekhawatiran akan bertambahnya jumlah korban akibat virus korona, tak mampu menahan larinya investor ke luar negeri tirai bambu itu.

Sejak libur tahun baru Imlek pada 23 Januari lalu, sejumlah saham amblas ke level batas harian 10%. Sementara itu, epidemi virus korona masih belum jelas kapan akan berakhir. Tentu saja hal ini berimbas pada perekonomian raksasa ekonomi kedua untuk jangka pendek.

“Pandemik bukanlah sesuatu yang berdampak pada pasar untuk beberapa hari. Ini hanya akan berlangsung sebentar saja,” ujar presiden China Vision Capital, Sun Jianbo, di Bejing, Senin (3/2).

Dampak buruk pun tidak hanya di Cina, namun juga menjalar ke pasar bursa di berbagai negara. Kontrak bijih besi Cina anjlok hingga batas harian sebesar 8%. Tak hanya itu, minyak mentah dan minyak sawit pun tenggelam.

Imbal hasil obligasi pemerintah Cina yang aktif diperdagangkan selama 10 tahun terakhir ikut ambrol. Hal ini menjadi yang terburuk sejak tahun 2014. Mata uang Yuan jatuh lebih dari 1%.

Indeks CSI 300 ditutup lebih rendah 7.9%, setelah jatuh sebesar 9.1%. Ini merupakan kerugian terbesar sejak Agustus 2015 setelah pecahnya ekuitas. Sementara itu, Shanghai Composite meluncur sebesar 7,7%. Hongkong Hang Seng Index anjlok sebesar 5,9% dalam tiga hari perdagangan pada pekan lalu.

Virus korona hingga saat ini telah menelan 360 korban jiwa, dengan lebih dari 17.000 kasus ditemukan disejumlah negara. Satu kasus kematian ditemukan di Filipina, yang menimpa seorang pria asal Wuhan, Cina.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

71  +    =  79