Channel9.id-Jakarta. Kebijakan privasi baru WhatsApp membikin jutaan penggunanya bermigrasi ke aplikasi lain, yang dinilai lebih aman. Telegram, misalnya.
Meski begitu, sama seperti aplikasi lainnya, Telegram sejatinya juga tak bisa lepas dari kasus kebocoran data
Menurut laporan Kod.ru, layanan perpesanan berbasis cloud itu mengalami kebocoran data setelah peretas tak dikenal mengekspos detail pribadi penggunanya di forum darknet.
Data yang terekspos sekitar 900 MB, dan berisi nomor telepon, ID pengguna Telegram, dan informasi sensitif lainnya. Namun, belum diketahui pasti berapa banyak pengguna yang terkena dampak insiden tersebut.
Baca juga : Telegram Digugat Agar Dihapus dari App Store dan Play Store
Masih menurut Kod.ru, data itu diekspos melalui fitur ekspor kontak bawaan aplikasi Telegram, yang digunakan untuk pendaftaran pengguna. Sebagian besar data yang terpapar sudah lama, 84% di antaranya dikumpulkan sebelum pertengahan 2019 dan sekitar 60% di antaranya tak relevan. Disebutkan bahwa 70% akun yang bocor berkaitan dengan pengguna di Iran dan 30% sisanya berasal dari Rusia.
“Saat mengecek program, editor Kod.ru menemukan nomor telepon dengan nama panggilan di Telegram, termasuk nomor editornya. Selain itu, file tersebut juga berisi pengenal pengguna unik di messenger. Saat ini, tidak jelas persis berapa banyak pengguna yang ada di database,” sebut Kod.ru
Sebelumnya, Telegram sempat mengatakan bahwa kerentanan fitur ekspor kontak bawaan memang merupakan perhatian utama untuk semua aplikasi messenger berbasis kontak.
“Seperti messenger berbasis telepon lainnya (Facebook Messenger, WhatsApp, Viber), Telegram memungkinkan Anda untuk melihat kontak mana yang juga menggunakan aplikasi ini. Sayangnya, aplikasi berbasis kontak apa pun menghadapi tantangan pengguna jahat yang mencoba mengunggah banyak nomor telepon dan membangun basis data yang mencocokkannya dengan ID pengguna – seperti ini,” demikian pernyataan Telegram.
Untuk diketahui, ini bukan kali pertamanya data pengguna Telegram terekspos. Pada Juni 2019, Telegram mengalami serangan DDoS (Distributed Denial of Service) yang memengaruhi pengguna di AS, Hong Kong, dan negara lain. Saat itu, Telegram memberi tahu penggunanya melalui Twitter.
“Kami saat ini mengalami serangan DDoS yang kuat, pengguna Telegram di AS dan beberapa pengguna dari negara lain mungkin mengalami masalah koneksi,” ucap cuit Telegram.
Dengan adanya kerentanan itu merupakan pertanda bahwa tak ada aplikas yang aman 100%. Namun, mencari aplikasi yang berkomitmen kuat melindungi tetap perlu.
(LH)