Fungsi APBN Berjalan Efektif Menurunkan Kemiskinan
Hot Topic

Defisit Anggaran Hingga April 2020 Mencapai Rp 74,5 Triliun

Channel9.id-Jakarta. Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 dari Januari hingga April 2020 mencapai Rp74,5 triliun atau 0,44 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Defisit tersebut merupakan 8,7 persen terhadap pagu APBN dalam Perpres 54 Tahun 2020 yang sebesar Rp852,9 triliun atau 5,07 persen terhadap PDB.

“Defisitnya tercatat Rp74,5 triliun, masih lebih rendah dibandingkan tahun lalu per 30 April Rp100,3 triliun,” kata Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, Rabu, 20Mei 2020. Dia menambahkan realisasi defisit APBN hingga April 2020 masih lebih rendah dibandingkan April 2019 yang tercatat Rp100,3 triliun atau 0,63 persen dari PDB.

Sementara itu, untuk realisasi pendapatan negara hingga akhir April 2020 mencapai Rp549,5 triliun atau 31,2 persen dari target perubahan APBN yaitu Rp1.760,9 triliun. Angka tersebut meningkat 3,2 persen dibandingkan periode sama 2019 yang sebesar Rp532,3 triliun.

Pendapatan negara Rp549,5 triliun berasal dari penerimaan perpajakan Rp434,3 triliun yang terkontraksi 0,9 persen dibanding April 2019 Rp438,1 triliun. Penerimaan pajak baru mencapai 29,7 persen dari target perubahan APBN dalam Perpres 34 Tahun 2020 yaitu Rp1.462,6 triliun.

Kemudian juga berasal dari realisasi PNBP sebesar Rp114,5 triliun meningkat 21,7 persen dibanding periode sama tahun lalu Rp94,1 triliun. Realisasi itu 38,5 persen dari target perubahan APBN dalam Perpres 54/2020 yaitu Rp297,8 triliun.

Untuk penerimaan hibah realisasinya hingga April 2020 sebesar Rp0,7 triliun yang meningkat 327,6 persen dibandingkan periode sama 2019 Rp0,2 triliun dan telah mencapai 135,2 persen dari target perubahan APBN dalam Perpres 54/2020 yaitu Rp0,5 triliun.

Untuk belanja negara hingga April 2020, kata Suahasil mencapai Rp624 triliun yang turun 1,4 persen dibandingkan April 2019 sebesar Rp632,6 triliun. Belanja telah meliputi 23,9 persen dari target perubahan APBN dalam Perpres 54/2020 Rp2.613,8 triliun.

“Tumbuhnya negatif karena terjadi relokasi anggaran untuk belanja barang dan perjalanan dinas. Kalau belanja pegawai masih tetap jalan tapi langsung berhenti sehingga yang didorong adalah belanja sosial,” kata Suahasil.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4  +  3  =