Channel9.id-Jakarta. Sebanyak 60 persen organisasi di dunia diproyeksikan akan mengadopsi komputasi awan hybrid atau hybrid cloud per 2025 mendatang. Hal ini diungkapkan oleh biro riset International Data Corporation (IDC) Indonesia. Berangkat dari proyeksi ini, tak bisa dipungkiri bahwa adopsi hybrid cloud di Indonesia bakal semakin marak.
“Kami memperkirakan tahun 2025, ada 60% organisasi di seluruh dunia yang menerapkan layanan hybrid cloud, baik untuk fasilitas layanan provider atau premises,” ujar Mevira Munindra, Country Manager IDC Indonesia, dalam Huawei Cloud Indonesia Summit 2022, Kamis (29/9).
Menurut Mevira, maraknya adopsi hybrid cloud itu merupakan respons terhadap tuntutan performa, keamanan dan persyaratan yang ada di pasar.
Pandemi COVID-19 yang melanda sejak 2020 belum kunjung berakhir hingga sekarang. Pandemi inilah yang memicu berbagai perusahaan, termasuk Indonesia, untuk mengoptimalisasi pengalaman konsumen dan meminimalisasi risiko bisnis. Diketahui, sepanjang pandemi, kerja operasional dan aktivitas konsumen lebih banyak dilakukan secara digital. Bersamaan dengan itu, marak pula ancaman keamanan siber, seperti adanya celah di digital yang menyebabkan kebocoran data konsumen dan perusahaan.
Hasil survei IDC menunjukkan sebanyak 48% enterprise di Indonesia memprioritaskan operasional yang bagus dengan proses digital. Kemudian 50% enterprise memprioritaskan kepuasan konsumen. Selain itu, 33% enterprise mencoba memperkecil risiko bisnis agar tetap berkembang di tengah ketidakpastian.
“Terjadi ketidakpastian misalnya pandemi sampai saat ini, ketidakpastian lain adalah angka inflasi, suku bunga, ancaman siber, dan lainnya,” ujar Mevira.
Oleh karena itu, infrastruktur digital dan mengadopsi teknologi baru menjadi prioritas besar bagi strategi TI perusahaan. Perusahaan-perusahaan kini berupaya mengadopsi infrastruktur digital tangguh dengan cloud. Kemudian memperkuat data analytics dan business intelligence serta proses otomasi bisnis, termasuk dengan Internet of Things (IoT).
Kini perusahaan-perusahaan menganggarkan dana dari sistem TI tradisional menjadi layanan “public cloud”. Tren adopsi cloud ini diproyeksikan akan semakin meningkat di masa mendatang.