Lifestyle & Sport

Diet Menjadi Bahaya Bila Dilakukan Secara Serampangan

Channel9.id-Jakarta. Memiliki tubuh ideal merupakan idaman nyaris semua orang. Namun, tak jarang yang mengusahakannya hanya dengan diet.

Secara umum, diet untuk menurunkan berat badan dilakukan dengan cara mengurangi kalori dan menghindari makanan tertentu. Sayangnya ada di antaranya yang serampangan berdiet, yang kemudian justru bisa berdampak kesehatan dan memicu kemunculan penyakit.

Diet yang buruk disebut bisa menyebabkan kematian lebih besar daripada merokok atau tekanan darah tinggi, dilansir dari HealthDay News. Menurut sebuah studi di sekitar 200 negara, diet yang buruk telah menyebakan 11 juta kematian.

Berikut ini sejumlah risiko yang muncul bila diet dilakukan secara serampangan dan drastis.

1. Berdampak pada kesehatan usus
Penelitian yang terbit di jurnal Nature mengungkapkan mengapa banyak orang yang berat badannya meningkat setelah diet.
Disebutkan bahwa setiap bertambah atau berkurangnya berat badan, variabel dalam tubuh berubah–termasuk tekanan darah, kolesterol, dan bakteri dalam usus yaitu microbiome.

Saat berat bertambah, akan berkembang lebih banyak tipe bakteri usus yang mendukung penambahan berat badan. Sementara itu, saat berat badan berkurang lalu bertambah lagi, maka bakteri usus tersebut tidak mampu mengejarnya. Ini bisa menyebabkan efek yo-yo, sebab bakteri yang mendukung bertambahnya berat badan masih ada dalam usus.

2. Jenis lemak yang salah bisa berkembang
Di bawah permukaan tubuh, ada jenis lemak subkutan dan lemak visceral.

Lemak visceral ialah lemak bagian perut dalam yang mulai menumpuk pada orang-orang beratnya bertambah. Ini menjadi masalah sebab lemak ini aktif secara metabolik. Ia memproduksi hormon yang berkontribusi pada penyakit jantung, diabetes, dan peradangan.

Jika berat badan berubah ke lebih tinggi lalu lebih rendah secara berulang-ulang, jumlah lemak visceral bisa terus meningkat. Dengan demikian, seseorang memiliki risiko kesehatan yang lebih besar daripada jika tidak kehilangan berat badan.

3. Metabolisme terganggu
Diet umumnya membatasi pola makan. Bila seseorang mengurangi kalori yang dimakan dalam sehari secara drastis, maka tubuh bisa kekurangan energi. Tubuh bisa menjadi mode kelaparan dan menolak untuk membakar kalori yang dibutuhkan.
Terganggunya metabolisme ini bisa dikembalikan jika makan secara seimbang seperti orang umumnya.

4. Buruk bagi kesehatan mental
Yo-yo diet dihubungkan dengan gangguan kesehatan mental, seperti kurangnya percaya diri dan depresi. Pun disebut menurunkan produksi serotonin yang bertanggung jawab untuk mood, tidur, dan nafsu makan.

Lebih jauh, orang yang berat badannya kembali setelah berdiet bisa merasa putus asa, seolah tak memiliki kendali.

Satu cara diet yang tidak berdampak buruk bagi kesehatan memang sulit. Namun, cobalah dengan konsisten sedikit demi sedikit mengubah pola makan menjadi lebih sehat, berolahraga, dan pola hidup sehat lainnya.

Jangan berubah secara drastis. Misalnya, lakukan dengan mengurangi porsi makanan 10% atau mengubah jenis makanan menjadi lebih sehat.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

8  +  2  =