Dikudeta! Pasukan Niger Klaim Lengserkan Presiden Mohamed Bazoum
Internasional

Dikudeta! Pasukan Niger Klaim Lengserkan Presiden Mohamed Bazoum

Channel9.id – Jakarta. Pasukan tentara Nigeria mengklaim telah melengserkan Presiden Mohamed Bazoum pada Rabu malam, Kamis (27/7/2023). Pengumuman ini diumumkan beberapa jam setelah pasukan penjaga presiden menahan Bazoum di kediamannya.

Dalam pernyataan yang ditayangkan di televisi nasional, Kolonel Mayor Amadou Abdramane mengatakan bahwa pasukan keamanan telah memutuskan untuk mengakhiri rezim Bazoum.

“Ini dikarenakan semakin memburuknya situasi keamanan, sosial dan manajemen ekonomi yang buruk,” ujarnya.

Para tentara mengatakan bahwa daerah perbatasan ditutup dan jam malam skala nasional langsung diterapkan. Seluruh institusi negara juga ditutup untuk sementara waktu ini.

Dalam video pernyataannya, Abdramane ditemani oleh sembilan tentaranya. Kelompok yang mereka sebut Dewan Nasional untuk Keamanan Negara itu memperingatkan negara asing untuk tidak ikut campur.

Pengumuman ini rilis setelah sehari sebelumnya kepresidenan Nigeria melaporkan bahwa unit penjaga elitnya sedang mengatasi demonstrasi anti-republik dan agensi-agensi berita melaporkan bahwa Bazoum ditahan di istana oleh pasukan pengkhianat.

Atas aksi kudeta ini, Amerika Serikat menegaskan untuk dibebaskannya Bazoum.

“Saya sudah berbicara dengan Presiden Bazoum pada pagi hari ini dan menegaskan bahwa Amerika Serikat dengan tegas mendukung dirinya sebagai pemimpin terpilih Niger,” ujar Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Anthony Blinken di Selandia Baru.

“Kami meminta Bazoum untuk segera dibebaskan,” lanjutnya.

Baca juga: ECOWAS Catat Kekerasan di Afrika Barat Kian Meningkat

Kudeta militer ini menandakan kudeta ke tujuh di Afrika Barat dan Pusat sejak tahun 2020. Aksi ini dapat membuat upaya negara-negara Barat dan juga Afrika kesulitan untuk melawan kelompok ISIL di daerah Sahel.

Niger, negara bekas jajahan Prancis, adalah rekan penting negara-negara Barat dalam melawan kelompok kriminal bersenjata di afrika dan juga partner kunci Uni Eropa dalam isu migrasi tak teratur dari sub-Sahara Afrika.

 

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4  +  2  =