Channel9.id-Jakarta. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dikunjungi oleh tim keamanan siber, interoperabilitas, riset dan pengembangan, serta Digital ID dari perusahaan Cybernetica asal Estonia, beberapa waktu lalu. Pada kesempatan itu, pihak Kemendagri ingin mempelajari digitalisasi di Estonia dan mengadopsinya untuk Indonesia.
Sebagai informasi, Cybernetica dikenal karena pengembangan e-Estonia dan sistem pemungutan suara melalui internet. Adapun program e-Estonia ini memungkinkan penduduk Estonia untuk mengurus seluruh dokumen yang mereka butuhkan secara online, mulai dari akta lahir, Surat Izin Mengemudi (SIM), hingga bayar pajak membayar pajak. Di samping itu, digitalisasi yang dilakukan Estonia memungkinkan efisiensi birokrasi, yang kemudian berefek pada peningkatan kualitas demokrasi.
Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakruloh mengakui bahwa Estonia memiliki sistem digitalisasi seluruh aspek birokrasi yang diimpikan banyak negara. “Estonia menjadi salah satu contoh tempat penerapan Single Sign-On (SSO) dalam pelayanan publik. Melalui SSO, masyarakat tidak perlu mengingat banyak nomor identitas. Cukup dengan satu data kredensial dengan proses otentikasi satu kali untuk seluruh pelayanan publik,” jelas dia, di lansir dari laman resmi Kemendagri.
Sementara itu, lanjut Zudan, Indonesia sedang menuju “single identity number” sebagai nomor identitas tunggal bagi setiap penduduk. Hal ini akan diwujudkan melalui pemanfaatan Nomor Induk Kependudukan (NIK). “Sebanyak 5.361 lembaga telah memanfaatkan data NIK sebagai integrator dan verifikator data untuk semua pelayanan publik,” sambung Zudan.
Namun, mengingat diferensiasi antarwilayah di Indonesia sangat besar, Indonesia punya tantangan yang jauh lebih kompleks dibanding Estonia. Meski begitu, Zudan mengatakan bahwa pihaknya ingin belajar lebih banyak dari Estonia. “Misalnya soal keamanan siber serta penerapan identitas kependudukan digital yang secara bertahap sudah kita terapkan di seluruh Indonesia,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Teknologi Digital ID di Cybernetica, Michael Buckland, menuturkan bahwa Estonia menjadi negara yang paling maju perihal penggunaan aplikasi internet. Utamanya dalam konteks memberikan layanan publik kepada penduduknya. “Bahkan, pada tahun 2005 Estonia menjadi negara pertama di dunia yang menggunakan aplikasi teknologi informasi untuk pemilihan umum,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Penjualan dan Kerja Sama Teknologi Digital ID di Cybernetica, Marika Popp, memaparkan bahwa sejak bebas dari kekuasaan Uni Soviet pada Agustus 1991, Estonia menjadi pionir dalam pengembangan teknologi informasi di Eropa.
“Kami telah menerapkan e-governance sejak 1997. Kemudian disusul dengan program-program berbasis teknologi digital lainnya yang diluncurkan dari tahun ke tahun. Seperti, e-Tax, X-Road, e-Voting, Digital ID, e-Health, dan lainnya,” papar Popp.
Product Manager Digital ID Cybernetica, Aivo Kalu, menambahkan bahwa bagian penting dari digitalisasi Estonia adalah software bernama X-Road, yakni sistem “data exchange” sebagai jaringan yang menghubungkan database dari berbagai instansi. Aivo menjelaskan bahwa untuk menjamin keamanannya, data yang keluar dan masuk akan dienkripsi dengan algoritma matematis serta dilindungi tanda tangan digital.
Lebih lanjut, Zudan mengatakan bahwa Dukcapil sangat berkepentingan mengadopsi berbagai perkembangan terbaru teknologi digital dari Estonia, terutama dari sektor privat, Cybernica.
“Silakan datang kembali ke sini tahun depan untuk menjalin strategic partnership yang akan banyak membawa lompatan besar bagi Dukcapil. Sehingga masyarakat makin bahagia dan bangga dengan pelayanan adminduk yang semakin maju dari Dukcapil,” tandas Zudan.