Nasional

Direktur LDB Soroti Pentingnya Literasi dalam Kemajuan Peradaban, Termasuk Penguatan Pancasila

Channel9.id – Jakarta. Direktur Lembaga Daulat Bangsa (LDB) Soffa Ihsan, menyampaikan pentingnya literasi sebagai modal kemajuan peradaban manusia. Ia mendorong agar literasi dijadikan giat utama dalam melihat dan menyikapi berbagai fenomena saat ini, termasuk dalam penguatan ideologi Pancasila.

Hal itu ia sampaikan saat menjadi narasumber dalam acara Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila bagi eks narapidana teroris (napiter) bertajuk ‘Islam, Pancasila, dan Kebangsaan’ di Ballroom hotel Le Dian kota Serang, Banten, Sabtu (8/7/2023).

Dalam pemaparannya, Soffa Ihsan merunut ke belakang dengan mencontohkan kemenangan Jepang melawan Uni Soviet pada tahun 1905. Menurutnya, Jepang mampu meraih kemenangan karena kemampuan membaca tentaranya jauh lebih banyak, sedangkan tentara Uni Soviet banyak yang masih buta huruf.

“Demikian halnya peradaban dari dulu hingga moderen ini bisa bergerak maju karena manusia selalu berliterasi yang tidak hanya membaca, tapi juga menulis dan meneliti yang akhirnya melahirkan kemajuan peradaban,” ujar pegiat literasi yang juga mendirikan Rumah Daulat Buku (Rudalku) komunitas literasi eks napiter ini.

Pria yang juga Pengurus MUI Pusat dan Wakil LBM PWNU DKI ini juga mengingatkan tentang kemajuan peradaban muslim masa lalu. Menurutnya, banyak ilmuwan muslim yang lahir dalam berbagai bidang. Uniknya, ilmuwan muslim ini sedari kecil dididik dengan ilmu-ilmu agama seperti menghafal Alquran. Setelah menguasai hal itu, mereka beralih mempelajari berbagai disiplin ilmu, seperti ilmu alam, ilmu eksakta, ilmu sosial, dan lainnya. Mereka juga menulis buku berjilid-jilid yang sekarang masih bisa dibaca oleh masyarakat.

“Ini bukti kekuatan literasi. Sementara negeri kita tingkat literasi memprihatinkan. Banyaknya hoax dan saling umpat dan menebar kebencian tidak lepas dari minimnya literasi secara mendalam. Sebab banyak membaca akan luas ilmu dan wawasan sehingga orang menjadi bijak dan tidak mudah sedikit marah,” tuturnya.

Lebih lanjut, terkait maraknya radikalisme yang berkembang di masyarakat saat ini, Soffa menilai faktor utamanya karena kurangnya literasi. Hal ini dibuktikan oleh Soffa Ihsan di lapangan ketika bertemu misalnya dengan eks-napiter dari berbagai level.

Ia menilai, dalam konteks penguatan Pancasila juga sudah harus dilakukan dengan literasi. Menurutnya, Pancasila lahir dari hasil puncak berliterasi yang mendalam dari pendiri bangsa. Untuk memahaminya, tentu juga harus dengan literasi yang mendalam.

Berdasarkan beberapa survei, Soffa mengatakan kalangan pelajar dan mahasiswa lebih memilih khilafah daripada Pancasila. Ia berujar, hal ini sangat mencemaskan.

“Nah sosialisasi Pancasila jelas harus dilakukan dengan literasi secara sistemik dan holistik. Walhasil Pancasila sudah final sebagai hasil literasi tingkat tinggi. Jadi harus diterima sebagai ideologi bangsa yang bisa menjadi payung dan penuntun bagi kemajemukan bangsa,” pungkasnya.

“Dengan Pancasila, maka kemajemukan akan terjaga. Maka pula masyarakat khususnya eks-napiter harus memperkuat literasi termasuk tentang Pancasila supaya mampu memahami dengan mendalam. Dan ini tentunya literasi yang holistik,” tambah Soffa Ihsan.

BPIP, UIN SMH Banten, dan Lembaga Daulat Bangsa (LDB) menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila bagi eks-napiter dengan tema ‘Islam, Pancasila, dan Kebangsaan’.

Kegiatan itu dihadiri peserta sebanyak 75 orang yang terdiri dari 40 orang eks napiter dan eks jaringan radikal, serta diikuti mahasiswa dan akademisi kampus.

Para eks napiter yang hadir berasal dari berbagai jaringan terorisme seperti JAD, NII, JI dan lainnya yang memiliki sikap penentangan terhadap NKRI.

Kegiatan sosialisasi ideologi Pancasila tersebut diselenggarakan dengan melihat situasi saat ini, di mana beberapa hasil survei mengungkapkan adanya persepsi yang menolak Pancasila dan ingin mengganti dengan ideologi seperti khilafah dan lainnya.

Hampir semua kalangan dari pelajar, mahasiswa, ASN dan lainnya, tak sedikit yang terpapar ideologi lain seperti khilafah. Tak terkecuali eks narapidana teroris (napiter) yang perlu mendapatkan pemahaman utuh tentang Pancasila.

Baca juga: BPIP, UIN Banten dan LDB Gelar Pembinaan Ideologi Pancasila Kepada Eks Napiter

Baca juga: Direktur LDB: Kejahatan Panji Gumilang Itu Luar Biasa

HT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

11  +    =  14