Techno

Disebut Menyalahgunakan Data Pengguna, Google Dituntut Secara Hukum

Channel9.id-Jakarta. Google disebut telah menyalahgunakan informasi personal pengguna. Perusahaan ini memperluas data pengguna kendati tidak diberi izin resmi dari penggunanya. Karena perkara ini, Australian Competition and Consumer Commission (ACCC) telah menuntut raksasa ini secara hukum.

Penggunaan informasi pengguna tersebut terkait dengan informasi aktivitas pengguna di situs non-Google. Tujuannya untuk menampilkan iklan, padahal pengguna tidak izin resmi, dilansir dari ZDnet.

ACCC mengatakan, artinya, data yang berkaitan dengan aktivitas online non-Google pengguna akan bertaut ke akun Google milik pengguna.

Sebelumnya, ACCC melanjutkan, informasi ini disimpan secara terpisah dari akun Google pengguna. Itu artinya data tersebut tidak saling terkait.

Diketahui, sejak 28 Juni 2016 hingga Desember 2018, pemilik akun Google diminta untuk mengklik “Saya setuju” pada notifikasi pop-up dari Google, di mana Google menjelaskan akan memperluas penggunaan data personal sehingga membutuhkan persetujuan pengguna.

Pemberitahuan ini menyebut bahwa pihak Google telah mengembangkan sejumlah fitur untuk pengguna, sembari meminta izin agar Google bisa menampilkan iklan yang lebih relevan.

Menurut badan pengawasan konsumen, pemberitahuan “Saya setuju” ini menyesatkan. Sebab konsumen tidak akan memahami dengan baik perubahan yang dihadirkan Google atau cara data mereka akan digunakan.

Petinggi ACC Rod Sims dan pihaknya yakin, jika konsumen diberikan pilihan informasi, mungkin tidak akan memberi izin kepada Google, untuk mengombinasikan dan menggunakan rangkaian informasi mereka untuk keuntungan finansial Google.

Badan pengawasan konsumen Australian ini juga menuduh Google menyesatkan konsumen terkait dengan update terkait pada kebijakan privasinya. Pasalnya, Google justru bergerak tanpa izin dari konsumen terkait perubahan dari kebijakan privasi.

Maka dari itu, ACCC menegaskan pihaknya akan mengambil langkah hukum karena menilai Google telah menyesatkan konsumen Australia terkait rencananya terhadap informasi personal berjumlah besar non-Google, termasuk aktivitas internet di website tidak terhubung ke Google.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

6  +  1  =