Channel9.id-Jakarta. Laju atau kecepatan metabolisme tubuh bergantung pada gaya hidup Kamu. Laju proses ini diharapkan bisa berjalan cepat oleh orang-orang yang sedang menjalani program menurunkan berat badan—yang mungkin sedang Kamu jalani juga. Namun, proses ini bisa saja jadi lambat bila Kamu punya kebiasaan yang buruk, lo. Adapun hal ini akan berdampak buruk bagi kesehatan.
Mungkin Kamu belum paham bahwa metabolisme merupakan proses yang sangat penting bagi tubuh. Dengan proses ini, tubuh bakal mengubah zat gizi yang telah diserap menjadi energi. Energi ini kemudian memungkinkan tubuh untuk menjalani berbagai fungsi. Mulai dari bernapas, berpikir, tidur, dan segala aktivitas lainnya.
Nah, kalau Kamu punya kebiasaan buruk yang bikin metabolisme terganggu, akibatnya tubuh tak berfungsi secara optimal. Pasalnya, tubuh akan lebih sulit memproses makanan untuk menghasilkan energi. Adapun gejala metabolisme lambat antara lain: kelelahan, berat badan naik, sembelit, sering pusing, kulit kering, hingga rambut rontok.
Guna mencegah dampak dari lambatnya laju metabolisme, sebaiknya Kamu hindari kebiasaan buruk yang mungkin saja masih Kamu lakukan. Untuk lebih jelasnya, mari simak berikut ini.
1. Kekurangan cairan
Hasil studi yang dipublikasi di Clinical Endocrinology and Metabolism menunjukkan asupkan asupan cairan yang cukup bisa meningkatkan tingkat metabolisme hingga 30%. Sementara itu, jika kekurangan asupan air, metabolisme bisa melambat hingga 3%.
Kamu dianjurkan untuk minum air hingga delapan gelas atau dua liter per hari. Namun, kebutuhan ini bisa saja lebih banyak, bergantung pada aktivitas harianmu. Semakin banyak Kamu beraktivitas, maka semakin banyak cairan yang Kamu butuhkan.
2. Kekurangan kalori
Orang yang sedang menjalani program menurunkan berat badan biasanya mengurangi asupan kalori. Pada titik tertentu, kadang kala hal ini memungkinkan mereka kekurangan kalori. Adapun saat kekurangan kalori, tubuh akan secara otomatis mengandalkan simpanan lemak untuk melindungi tubuh. Kendati memungkinkan pengurangan lemak, hal ini sebetulnya bisa menurunkan massa otot jika diet tidak dibarengi olahraga.
Selain itu, lebih mungkin pula terjadinya pelambatan proses metabolisme. Menurut penelitian yang diterbitkan oleh The American Dietetic Association, jika seseorang tak cukup mengonsumsi kalori dalam 12 minggu, maka metabolisme akan melambat hingga 24%.
3. Kekurangan zat besi
Zat besi begitu penting. Zat ini berperan mengedarkan oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh. Nah, apabila zat besi berkutang, maka oksigen di tubuh bisa berkurang. Padahal kekurangan
oksigen bakal mempersulit tubuh untuk bekerja optimal. Alhasil, tubuh jadi lelah dan lesu.
4. Tidak membentuk otot tubuh
Olahraga sejatinya membantu meningkatkan massa otot pada tubuh. Namun, kebanyakan orang berfokus pada kardio dan tak membentuk otot. Mereka, terutama perempuan, biasanya takut ototnya terlihat besar. Padahal penambahan massa otot bisa meningkatkan proses metabolisme pada tubuh, dan berat badan pun bisa lebih cepat.
5. Stres
Saat sedang stres, kadar kortisol biasanya tinggi. Zat kimia ini bisa memperlambat penyerapan protein dan ini berujung pada pelambatan proses metabolisme. Adapun protein sebetulnya dibutuhkan untuk pembentukan otot. Sehingga, pelambatan penyerapan protein atau pelambatan metabolisme akan memengaruhi massa otot.
Di samping itu, tingginya kadar kortisol justru bakal membuat tubuh untuk menyimpan lemak di daerah perut. Alhasil, seseorang bisa punya perut buncit dan tentu saja, ini bakal membuat proses dietmu gagal.