Nasional

DPC PDIP Boyolali Sebut Korban Penganiayaan Anggota TNI Tak Hanya Relawan Ganjar-Mahfud

Channel9.id – Jakarta. DPC PDI Perjuangan Boyolali, buka suara terkait kasus penganiayaan yang dialami relawan Ganjar Pranowo-Mahfud Md yang diduga dilakukan oleh anggota TNI. DPC PDIP Boyolali menyebut penganiayaan itu tak hanya dialami relawan Ganjar-Mahfud, tetapi juga warga lain.

“Tidak hanya pendukung kita tetapi juga warga yang kebetulan lewat jadi korban amukan dari beberapa oknum TNI yang merupakan anggota dari kesatuan Kompi 408,” kata Ketua DPC PDIP Boyolali Susetya Kusuma dalam konferensi pers, Minggu (31/12/2023).

Susetya juga menuturkan, penganiayaan yang dialami relawan Ganjar-Mahfud terjadi dua kali dengan selang waktu 1 jam. Penganiayaan pertama, lanjutnya, terjadi di depan markas Kompi Senapan B Yonif 408/Suhbrasta, sementara kejadian kedua terjadi saat para relawan hendak pulang.

“Yang pertama ada kejadian itu ada pelemparan batu dan penghadangan pakai bambu. Selang satu jam, di saat ada teman-teman kita relawan Ganjar mau pulang ke arah barat, ternyata ada penghadangan. Langsung melakukan pemukulan, penendangan, itu langsung dilakukan,” ungkap Susetya.

Berdasarkan fakta-fakta yang dikumpulkan, keterangan saksi-saksi dan bukti, Susetya menyatakan tidak ada peringatan terlebih dahulu dari oknum anggota TNI. Ia mengatakan tidak ada pemberitahuan maupun kompromi terlebih dahulu agar peserta kampanye tidak melewati depan Yonif 408.

“Tetapi fakta di lapangan yang dibuktikan dengan bukti-bukti yang ada, mereka keluar dari Kompi langsung menghadang dan melakukan penyerangan, pemukulan, penendangan dan penyeretan ke dalam markas kompi. Itu riil dan di dalam dilakukan pemukulan,” tuturnya.

Susetya mengatakan, korban penganiayaan oknum anggota TNI Yonif 408/Suhbrastha ada 6 orang. Saat ini yang masih dirawat di RSUD Pandan Arang, ada 2 orang. Ia pun menyayangkan sikap anggota TNI yang semestinya melindungi rakyat, tetapi justru dimusuhi oleh rakyat.

“Belum lagi kita pikirkan jika keluar dari rumah sakit, cacat. Semua kan masih proses di rumah sakit. Bagaimana keluarganya saat ini, bagaimana psikis dari anak itu, dari keluarga,” pungkas Susetya.

Diberitakan sebelumnya, peristiwa pengeroyokan itu terjadi pada Sabtu (30/12/2023) pukul 11.19 WIB. Saat itu, sejumlah relawan sedang mengendarai motor di depan Markas Kompi B Yonif Raider 408/Sbh, Jalan Perintis Kemerdekaan Boyolali, Jawa Tengah. Mereka melintas usai mengikuti acara kampanye Ganjar Pranowo di Boyolali.

Komandan Kodim 0724/Boyolali, Letkol (Inf) Wiweko Wulang Widodo mengungkapkan para anggota TNI yang sedang berkegiatan di dalam markas terganggu oleh suara knalpot brong para peserta kampanye yang melintas. Menurutnya, kendaraan knalpot brong itu melintas secara terus-menerus dan berulang kali.

Kemudian, lanjut Wiweko, beberapa oknum anggota secara spontan keluar dari asrama menuju jalan di depan asrama mencari sumber suara kendaraan knalpot brong.

Menurut Wiweko, oknum anggota hendak mengingatkan kepada pengendara yang menggunakan kendaraan knalpot brong hingga terjadi dugaan penganiayaan terhadap relawan. Setelah terjadi penganiayaan, beberapa korban dibawa ke rumah sakit Pandan Arang, Boyolali untuk mendapatkan pertolongan.

“Saat ini masih ada dua orang yang menjalani rawat inap. Semoga kondisinya cepat pulih, sembuh sedia kala,” kata Wiweko dalam konferensi pers di Makodim 0724/Boyolali, Minggu (31/1/2023).

Wiweko mengatakan kasus tersebut sudah dalam penanganan Denpom IV/4 Surakarta. Pihak Denpom saat ini masih memintai keterangan anggota yang diduga terlibat penganiayaan itu untuk kepentingan proses hukum.

HT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

49  +    =  53