Dua dari Tiga Anak Usia 13-17 Tahun Pernah Mengalami Kekerasan
Lifestyle & Sport

Dua dari Tiga Anak Usia 13-17 Tahun Pernah Mengalami Kekerasan

Channel9.id-Jakarta. Perundungan kembali menjadi bahan pembicaraan publik setelah kejadian pembakaran sekolah di Temanggung, Jawa Tengah oleh siswa. Pelaku yang merupakan anak bawah umur tersebut disebut tetap menjalani proses hukum meski menggunakan skema restorative justice. Siswa berinisial R tersebut mengaku menjadi korban perundungan oleh teman sebaya nya dan guru sekolah.

Merespon ini, kepala sekolah malah menyebut bahwa siswa yang bersangkutan sering mencari perhatian. “Saat dipanggil guru, dia sering kali pura-pura muntah atau bahkan kesurupan,” ujar Bejo Pranoto, kepala SMP Negeri 2 Pringsurat.

BBC melaporkan bahwa kejadian perundungan semacam itu bukanlah kali pertama yang menyebabkan kerugian material dan jiwa. Sebelumnya perundungan sempat menyebabkan kematian Siswa Kelas 1 SD di Medan, Sumatera Utara. Di Sulawesi Utara, Siswa Mts meninggal karena dipukuli Sembilan temannya.

Pemerintah sendiri sudah memiliki Permendikbud 82 tahun 2015 tentang pencegahan dan penanggulangan tindak kekerasan di satuan Pendidikan. Namun belum banyak sekolah memiliki sistem penanganan perundungan yang komprehensif. Pada Survei mengenai perundungan di sekolah dari Januari sampai Mei 2023, ditemukan 12 kasus di sekolah-sekolah Indonesia.

Survei tersebut dilakukan oleh Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI). Retno Listyarti, ketua dewan pakar FGSI menyebut bahwa 12 kasus tersebut terjadi di tingkat SD sampai SMA/SMK. Menurut nya, perundungan saat ini sudah mengkhawatirkan dan berat. “Punya potensi jadi pelaku sampai SMA. Orang yang berkali-kali lakukan kekerasan akan terus pengen melakukannya,” ucapnya kepada BBC News Indonesia.

Survei Unicef pada 2020 menyebutkan PISA 2018 mencatat bahwa jumlah korban perundungan mencapai 41% pelajar berusia 15 tahun pernah mengalami perundungan. Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja pada 2018 oleh Kementrian Pemberdayaan dan Perlindungan Anak menyebut bahwa dua dari tiga anak pernah mengalami kekerasan selama hidupnya.

Disamping itu, tiga dari empat anak dan remaja yang melaporkan menyebut bahwa pelaku kekerasan tidak lain adalah teman atau sebayanya. Jumlah yang tinggi ini membutuhkan perhatian dari semua pemangku kepentingan untuk menciptakan lingkungan lebih sehat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

57  +    =  62