Channel9.id-Kanada. Dua gereja Katolik di daerah barat Kanada, kawasan First Nations lagi-lagi terbakar hangus rata dengan tanah, dan para penyidik sedang dalam penyelidikan untuk menemukan titik terangnya, Senin (28/6/2021).
Selama beberapa minggu ini, kepolisian di daerah selatan British Columbia mendapatkan laporan telah terjadi kebakaran di Gereja Santo Ann di tanah Persatuan Suku Indian Similkameen Atas, dan Gereja Chopaka di tanah Persatuan Suku Indian Similkameen Bawah. Kedua gereja itu dibangun menggunakan kayu dan berusia sudah lebih dari 100 tahun.
Baca juga: 751 Kuburan Tak Beridentitas Ditemukan di Bekas Sekolah Kanada
Setelah terjadinya insiden kebakaran, kepala dan dewan Persatuan Suku Indian Similkameen Bawah mengeluarkan pernyataan kalau mereka terkejut dan marah atas berita tersebut.
“Insiden ini akan sangat berdampak bagi mereka yang mencari kenyamanan dan ketenangan di gereja tersebut,” kutip pernyataan mereka.
Namun mereka juga mengakui kalau ada rasa sedih dan marah dari banyak suku Indian di seluruh Kanada setelah ditemukannya banyak kuburan tak beridentitas oleh suku Tk’emlups te Secwepemc First Nation di British Columbia dan Cowessess First Nation di Saskatchewan.
“Insiden ini adalah pengingat trauma yang dialami oleh para penyintas dan keturunan kami, masih banyak dukungan dan bantuan yang dapat membantu kita mengatasi perasaan trauma ini dengan langkah yang lebih efektif,” kutip pernyataan Similkameen Bawah.
Kebakaran itu terjadi setelah hampir seminggu yang lalu, dua gereja lainnya juga dihancurkan. Kejadian ini juga terjadi ditengah warga Kanada yang marah atas keterlibatan gereja dalam memaksa suku Indian untuk menganut agamanya di masa lalu.
Dalam beberapa minggu ini, Kanada juga dikejutkan dengan penemuan kuburan-kuburan tak beridentitas yang jumlahnya hampir ribuan di bekas sekolah asrama Kanada. Sistem sekolah asrama Kanada itu memaksa anak-anak Indian untuk menganut agama Katolik dan mengganti nama, budaya dan bahasanya.
Gereja Katolik Kanada saat ini tengah menghadapi seruan-seruan untuk lebih transparan dalam keterlibatannya di sistem sekolah asrama. Kanada juga mendesak Paus Fransiskus untuk meminta maaf.
Pada Jumat lalu, Misionaris Oblat Maria Tak Bernoda yang bertanggung jawab atas 48 sekolah asrama Kanada, termasuk dua bekas sekolah asrama dimana ditemukannya ratusan kuburan tak beridentitas, mengatakan kalau mereka akan merilis seluruh dokumen yang mereka miliki.
(RAG)