Pengusaha ekspor
Ekbis

Efek Trump! Eksportir Indonesia Ngebut Kirim Barang Jelang Tenggat Tarif AS

Channel9.id, Jakarta – Kinerja ekspor Indonesia naik signifikan pada Mei 2025, seiring strategi pelaku usaha yang mempercepat pengiriman ke Amerika Serikat menjelang habisnya masa jeda tarif selama 90 hari yang diumumkan Presiden AS Donald Trump.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total ekspor Indonesia tumbuh 9,68% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi US$24,61 miliar, dengan kontribusi ekspor nonmigas mencapai US$23,5 miliar atau naik 11,8% yoy.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W. Kamdani mengatakan lonjakan tersebut dipicu oleh strategi front-loading yang diambil banyak eksportir nasional.

“Menjelang berakhirnya masa jeda tarif 90 hari dari AS, eksportir Indonesia mempercepat pengiriman barang untuk menghindari potensi bea masuk baru,” ungkapnya, Selasa (1/7/2025).

Apindo mencatat ekspor ke AS pada kuartal I/2025 telah naik 16,25% yoy, mencerminkan antisipasi dini pelaku usaha terhadap risiko kebijakan proteksionis. Apalagi, AS merupakan mitra dagang utama Indonesia dengan surplus perdagangan mencapai US$7,08 miliar.

Ketidakpastian Tarif Global Jadi Tantangan Ekspor

Di tengah dinamika perdagangan global, pelaku usaha juga menaruh harapan pada membaiknya relasi dagang AS–China. Menurut Shinta, prospek kesepakatan dagang kedua negara itu membuka kembali jalur logistik global, sekaligus meningkatkan permintaan dari sektor manufaktur dunia.

Namun, ia mengingatkan bahwa ekspor Indonesia masih rentan terhadap tekanan eksternal, khususnya jika tarif Trump benar-benar berlaku atau jika harga komoditas dunia menurun. “Kinerja ekspor kita masih sangat sensitif terhadap gejolak kebijakan dagang dan fluktuasi harga global,” katanya.

Sepanjang Januari–Mei 2025, total ekspor Indonesia tercatat US$111,98 miliar atau tumbuh 6,98% yoy, dengan ekspor nonmigas mencapai US$106,06 miliar (naik 8,22%). Komoditas nonmigas yang mencatat lonjakan tertinggi adalah lemak dan minyak hewani/nabati, naik 33,09% senilai US$3,12 miliar.

Sebaliknya, ekspor bahan bakar mineral turun paling tajam, yakni 18,88%.

Tiga negara tujuan ekspor terbesar masih didominasi: China: US$24,25 miliar, Amerika Serikat: US$12,11 miliar, India: US$7,28 miliar. Kontribusi ketiganya menyumbang 41,16% dari total ekspor nonmigas Indonesia.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4  +  2  =