Channel9.id-Jakarta. Peneliti senior lembaga riset kebijakan dan data analisis Sigmaphi, Jerry Marmen, memprediksi ekonomi Indonesia akan tumbuh positif pada kuartal III sebesar 5,49 persen, dalam perbandingan secara Kuartalan dengan pencapaian kuartal II 2020.
Hal itu disampaikan Jerry dalam sebuah diskusi secara virtual yang bertajuk “Prospek Positif Pemulihan Ekonomi Indonesia” pada Kamis, 15 Oktober 2020.
“Secara tahunan (year on year), pada Kuartal III pertumbuhan ekonomi Indonesia minus -3,09 persen. Kemudian membaik dari kuartal II yang sebesar minus -5,32 persen (YoY),” jelasnya.
Baca juga: Satgas PEN: Realisasi Anggaran 4 Program Capai 56 Persen
Jerry menuturkan, pada akhir 2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali membaik menjadi minus -1,34 persen (YoY) dan 0,03 persen secara kuartalan. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi diprediksi positif secara tahunan hingga 2022.
“Simulasi pertumbuhan ekonomi menggunakan injeksi APBN sebagai sumber pembiayaan pengeluaran pemerintah serta injeksi guncangan konsumsi dan penurunan jumlah pekerja akibat Pandemi Covid-19,”ujarnya.
Lebih lanjut Jerry menjelaskan, proyeksi tersebut dibuat dengan menggunakan pendekatan Computable General Equilibrium (CGE) yang dilakukan oleh peneliti SigmaPhi.
Proyeksi tersebut, ucap dia, juga dibuat berdasarkan dua skenario. Pertama, diasumsikan penanganan Covid-19 menunjukan hasil yang baik dan pada Tahun 2021 tidak dilakukan PSBB secara ketat seperti tahun 2020 sehingga perekonomian akan membaik dari sisi Konsumsi, Investasi, Ekspor dan Impor.
“Skenario kedua mengasumsikan bahwa pada triwulan II tahun 2021 kembali dilakukan PSBB secara ketat seperti pada tahun 2020,”paparnya.
“Situasi guncangan perekonomian nasional pada Triwulan II tahun 2021 diasumsikan mirip seperti yang terjadi pada triwulan II 2020,” sambung Jerry.
Sementara itu, tingkat kemiskinan secara nasional pada semester II 2020, diperkirakan sebesar 10,05 persen atau 26,86 juta orang, meningkat dari 9,41 persen atau 25,14 juta orang dari Maret 2019. Pada 2021 diperkirakan masih di level 10 persen, yakni 10,02 persen pada semester I dan 10,01 persen pada semester II.
Sedangkan tingkat pengangguran pada Agustus 2020 diperkirakan masih sebesar 7,80 persen (10,77 juta orang), kemudian menurun pada Februari dan Agustus 2021 masing-masing sebesar 7,21 persen (9,94 juta orang) dan 6,20 persen (8,55 juta orang).
Dalam publikasi perkembangan ekonomi terbaru tersebut, SigmaPhi juga menyebutkan proses pemulihan ekonomi Indonesia pada 2020 lebih cepat dari krisis 1998. Pada krisis 1998 Indonesia membutuhkan waktu sekitar 5 tahun untuk recovery. Namun pada 2020 diperkirakan Indonesia hanya butuh waktu 1 tahun untuk pulih dari kondisi guncangan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
“Semakin kompak kita menjalani pemulihan, semakin menjauh kita dari krisis,” pungkas Jerry Marmen, dalam paparannya di hadapan media.