Nasional

Eks Staf Ahli DPR Soroti Pergantian Kurikulum tiap Pemimpin, Usul Dibentuk Lembaga Independen

Channel9.id – Jakarta. Mantan Staf Ahli Komisi VI DPR RI, Ratu Tiara, menilai pendidikan seharusnya menghasilkan sumber daya manusia yang mampu menciptakan pengetahuan dan inovasi sendiri. Ia mengkritik sistem pendidikan Indonesia yang sering kali berubah mengikuti pergantian menteri.

Ia mencatat bahwa setiap kali ada perubahan kepemimpinan, kurikulum pendidikan pun ikut terganti. Redaktur Akurat.co itu menilai, pendidikan seharusnya tidak hanya menjadi ajang percobaan tanpa riset yang matang.

“Sistem pendidikan Indonesia menjadikan anak-anak atau murid-murid sebagai kelinci percobaan, karena setiap kali berganti menteri, kita pasti akan ganti kurikulum, ganti menteri, ganti kurikulum,” kata Ratu dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (31/10/2024).

Ia menyebut pendidikan merupakan pembangunan manusia yang sifatnya vital untuk keberlangsungan generasi dan masa depan bagaimana bangsa ini bisa terus hidup dan berjalan. Namun, kelemahannya, sistem pendidikan disusun per periodik di bawah kementerian.

Sehingga, lanjut Ratu, ketika berganti pemerintahan atau bahkan berganti menteri, sistem pendidikan kita pun ikut berganti.

“Sementara dalam rangka pembangunan manusia, pendidikan tidak bisa disusun secara setengah-setengah,” tuturnya.

Oleh karena itu, ia menyebut kurang tepat jika pendidikan hanya berada di bawah kementerian yang sifatnya akan terus berganti setiap lima periode kepemimpinan di Tanah Air.

Ia mengusulkan agar pendidikan dikelola oleh lembaga independen yang tidak terpengaruh oleh pergantian pemerintah.

“Pendidikan harusnya dibuat menjadi sebuah lembaga khusus independen yang keberadaannya tidak akan hilang ketika sebuah pemerintahan berganti,” jelasnya.

Ratu percaya bahwa lembaga ini dapat melakukan penelitian mendalam mengenai sistem pendidikan yang sesuai dengan realitas masyarakat Indonesia yang majemuk.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa keberadaan lembaga independen tersebut penting untuk menghindari perubahan kebijakan yang tidak konsisten.

“Pendidikan tidak bisa disusun secara setengah-setengah,” tegasnya, menunjukkan perlunya pendekatan yang lebih holistik dan berkelanjutan.

Dalam konteks ini, Ratu juga menyoroti pentingnya keterlibatan berbagai pihak, termasuk akademisi dan praktisi, dalam merumuskan kebijakan pendidikan. Ia mengajak semua pihak untuk berkolaborasi demi menghasilkan sistem pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas dan inovatif.

Dengan demikian, tantangan besar dihadapi oleh sistem pendidikan di Tanah Air, yang membutuhkan perhatian serius untuk memastikan keberlanjutan dan kualitasnya di masa depan. Independensi pendidikan menjadi kunci untuk mencapai tujuan tersebut, sehingga generasi mendatang dapat bersaing di tingkat global.

“Saya yakin kita tidak kekurangan orang-orang pintar untuk bisa meneliti dan mengobservasi hal tersebut,” pungkasnya.

HT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

5  +  1  =