Channel9.id-Jakarta. Aktivitas “trolling” yang terkoordinasi muncul di Twitter setelah Elon Musk mengambil alih platform tersebut, ungkap Yoel Roth, Kepala Keselamatan dan Keamanan Twitter, dilansir dari Engadget. Untuk diketahui, “trolling” mengacu pada aktivitias yang ditujukan untuk menimbulkan masalah atau konflik dengan memposting komentar kontroversial atau menghina.
Pada Sabtu (29/10) malam, Roth mengatakan bahwa Twitter sedang mencoba menghentikan “upaya terorganisir” pelaku “trolling”.
“Intinya di depan: Kebijakan Twitter tidak berubah. Perilaku kebencian tidak memiliki tempat di sini,” kata Roth. Ia menambahkan bahwa Twitter telah melihat berbagai akun yang memposting banyak tweet, yang isinya hinaan.
Roth mengatakan pihaknya hanya melihat 300 akun memposting lebih dari 50.000 tweet menggunakan cercaan yang sama.
“Kami telah mengambil tindakan untuk melarang pengguna yang terlibat dalam kampanye trolling ini—dan akan terus bekerja untuk mengatasi ini di hari-hari mendatang untuk membuat Twitter aman dan ramah bagi semua orang,” papar Roth.
Untuk diketahui, berita tentang “trolling” terkoordinasi muncul setelah sejumlah kelompok penelitian menemukan bukti adanya aktor jahat yang mencoba menguji “batas’ Twitter.
Pada Jumat (28/10), Network Contagion Research Institute melacak peningkatan 500 persen dalam penggunaan kata kasar. Lembaga nonprofit ini menghubungkan peningkatan itu dengan situs seperti 4chan, di mana pengguna bisa saling mendorong untuk memposting konten kebencian.
Sementara itu, Musk baru-baru ini mengatakan bahwa Twitter tak akan membuat keputusan besar terkait moderasi selagi Twitter belum selesai membuat dewan untuk moderasi. Dewan ini, kata dia, akan memiliki “sudut pandang yang sangat beragam.” Sebelum itu, ia sempat ingin menghapus larangan permanen terhadap akun, yang kemudian memicu kontroversi. Pasalnya, moderasi konten jadi dipertanyakan.