Techno

Elon Musk Ingin Twitter Kenakan Biaya kepada Pemerintah dan Perusahaan

Channel9.id-Jakarta. Proses akuisisi Twitter oleh Elon Musk belum selesai. Namun, ia tetap terus mencetuskan ide-ide baru untuk Twitter. Adapun idenya yang terbaru yaitu mengenakan biaya kepada perusahaan dan pemerintah yang ingin men-tweet.

“Twitter akan selalu gratis untuk pengguna biasa, tetapi mungkin sedikit biaya untuk pengguna komersial/pemerintah,” tweet Musk, Rabu (4/5).

Ide tersebut telah disampaikan Musk ketika dirinya melakukan pengajuan ke bank untuk mengakusisi Twitter—sebagaimana laporan Reuters pada bulan lalu. Ia menyarankan Twitter mungkin bakal menagih perusahaan media yang mengutip atau menyematkan tweet. Namun, seperti yang kerap terjadi pada ide-ide sebelumnya, Musk tak berkomitmen untuk merealisasikan ide kali ini. Ia sekadar men-tweet.

Ide-ide itu tentunya berpotensi menimbulkan maslaah. Dalam hal pengisian kutipan, ini akan bertentangan dengan Musk sendiri yang mempromosikan kebebasan berbicara. Sementara perihal menyematkan tweet, akan menimbulkan masalah administratif.

Sebagai gambaran, mengenakan biaya kepada pemerintah dan perusahaan memang mudah, namun sulit untuk diterapkan. Perlu dipertimbangkan, seberapa besar sebuah perusahaan sebelum ditagih bayaran? Tidak mungkin, misalnya, The Coca-Cola Company membayar biaya yang sama dengan pengusaha lokal. Seandainya biaya memang tidak sama, bagaimana standard Twitter untuk membedakannya? Apakah menskalakan biaya berdasarkan jumlah pengikut (yang mungkin tak mencerminkan ukuran perusahaan) atau pendapatan (yang memerlukan validasi), atau yang lainnya? Memasang biaya tinggi bakal membuat pengguna berpaling dari platform. Selain itu, masih ada berbagai hal lain yang patut dipertimbangkan.

Masih belum jelas apa yang akan dilakukan oleh Musk kepada Twitter saat ini. New York Times baru-baru ini menelaah bagaimana Musk tampak cenderung meremehkan rencana bisnis yang terorganisir. Ia sendiri terlihat menjalankan perusahaan sesuai nalurinya. Namun, tak bisa dipungkiri, apa yang ia lakukan—selain untuk Twitter—kerap sukses.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1  +  2  =