Channel9.id-Jakarta. Setelah Elon Musk mengambil alih Twitter, Twitter memberhentikan ribuan karyawan kontraknya dan melakukan PHK massal. Banyak pula karyawan yang mengundurkan diri. Menyusul hal itu, ada karyawan yang akhirnya dipecat lantaran alasan pribadi Musk.
Musk, yang kini jadi CEO Twitter, men-tweet bahwa teknisi Twitter Eric Frohnhoefer dipecat. Untuk diketahui, Frohnhoefer secara terbuka berdebat dengannya di Twitter.
Perdebatan itu dimulai pada Minggu (13/11), ketika Musk men-tweet permintaan maaf karena Twitter lambat di banyak negara. Pernyataan ini menyiratkan bahwa kinerja Twitter buruk karena aplikasi melakukan lebih dari 1.000 panggilan prosedur jarak jauh (RPC) untuk memuat timeline. Pada dasarnya, ia mengatakan bahwa aplikasi harus menjangkau server lain beberapa kali dan menunggu tanggapan untuk setiap permintaan.
Frohnhoefer me-retweet pernyataan Musk dan mengatakan bahwa itu tak tak benar. Ia pun menambahkan bahwa dirinya sudah enam tahun bekerja di Twitter untuk Android.
Menurut Frohnhoefer, Twitter sebenarnya tidak membuat panggilan RPC. Sebaliknya, lanjutnya, ketika aplikasi dimulai, Twitter membuat sekitar 20 permintaan latar belakang.
Musk kemudian merespons tweet, “Fakta bahwa Anda tidak menyadari bahwa ada hingga 1200 ‘layanan mikro’ yang dipanggil ketika seseorang menggunakan aplikasi Twitter tidaklah bagus.”
Frohnhoefer kemudian kembali merespons dan men-tweet bahwa “Jumlah yang diperlukan untuk menghasilkan timeline lebih dekat ke 200 daripada 1200.”
Percakapan antara Musk dan Frohnhoefer tersebar di banyak utas. Pada satu titik, Musk bertanya kepada Frohnhoefer terkait apa yang telah dilakukannya untuk memperbaiki Twitter di Android. Meski sebelumnya Musk mengatakan “banyak negara”, bukan “Android”.
Ada yang berkomentar bahwa Musk mungkin tak ingin Frohnhoefer di timnya. Ia mengatakan bahwa Musk seharusnya mengajukan pertanyaan tentang masalah lambatnya Twitter secara pribadi. Namun, Musk mengatakan bahwa, “Dia dipecat.”
Dilansir dari Forbes, Frohnhoefer mengatakan bahwa butuh sekitar lima jam untuk menguncinya dari komputer Twitter. Ia sendiri belum mendengar informasi resmi tentang pemecatannya dari Twitter.
Itu bukan kali pertamanya Musk salah kira soal cara Twitter beroperasi. Pada Minggu (13/4), dia men-tweet bahwa situs tersebut adalah “penggerak klik terbesar di internet.” Pernyataan ini kemudian dibantah oleh banyak orang, yang menyebutkan bahwa Google dan Facebook lebih tepat disebut seperti itu.
Sejauh ini, Musk belum menjawab saran yang disampaikan oleh Frohnhoefer tentang peningkatan kinerja, termasuk mengurangi fitur yang tak perlu dan mengembangkan ulang sistem Twitter.
Adapun Frohnhoefer sendiri, dia men-tweet bahwa itu “sangat bodoh” untuk menghadapi Musk seperti yang dia lakukan, meskipun dia tampaknya tidak terlalu khawatir akan dipecat. Dia sudah didorong untuk melamar pekerjaan di perusahaan lain.
Selain Frohnhoefer, ada karyawan lain, Solomon, yang juga dipecat karena alasan pribadi Musk. Solomon men-tweet, “baru saja dipecat karena ‘shitposting’.” Ia tak merinci apakah ia dipecat langsung oleh Musk. Musk pun tak tampak merespons tweetnya.