Channel9.id-Paris. Menteri Luar Negeri Prancis, Jerman, Italia dan Spanyol mendesak otoritas Israel untuk menghentikan pembangunan perumahan baru di Yerusalem Timur pada Rabu sore, Kamis (20/1/2022).
Pada awal bulan ini, otoritas Israel mengesahkan rencana pembangunan 3,500 rumah di daerah Yerusalem Timur, yang setengah diantaranya dibangun di daerah kontroversial, Givat Hamatos dan Har Homa.
Baca juga: Pria Palestina Ditemukan Tewas Setelah Ditahan Israel
Dalam sebuah pernyataan, negara-negara Eropa menyebutkan kalau “ratusan bangunan tersebut akan membuat hambatan baru terhadap solusi kedua negara,” kutip pernyataan mereka yang menyinggung persoalan Israel dengan Palestina.
Mereka menyebutkan kalau bangunan di daerah tersebut akan membuat Tepi Barat dan Yerusalem Timur semakin tak terhubung dan bangunan baru itu adalah pelanggaran terhadap hukum internasional.
Menlu Israel masih belum mengeluarkan pernyataannya mengenai desakan dari Prancis, Jerman, Italia dan Spanyol tersebut.
Pada tahun 1967, Israel telah mengambil alih Yerusalem Timur, termasuk Kota Tua, setelah memenangkan Perang Enam Hari. Pengambilalihan itu tak diakui secara internasional.
Warga Palestina ingin Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara mereka yang memisahkan Tepi Barat dengan Jalur Gaza.
Sebagian besar negara di dunia menganggap pendudukan Israel itu adalah tindakan ilegal karena sudah mengambil wilayah Palestina.
Ke-empat negara Eropa itu juga mengungkapkan rasa khawatirnya terhadap pengusiran dan penggusuran di daerah Sheikh Jarrah, yang sempat memicu konflik peperangan antara Israel dengan Palestina pada tahun lalu.
Pada Rabu pagi, kepolisian Israel mengusir sebuah keluarga Palestina dari rumahnya yang berada di Yerusalem Timur. Keluarga tersebut mengaku kalau mereka sudah tinggal disana selama puluhan tahun. Otoritas Israel lantas terus melanjutkan proses penggusuran dan menghancurkan rumahnya dengan traktor, memicu kritik tajam dari para aktivis dan diplomat.
(RAG)