Channel9.id – Jayapura. Tokoh-tokoh agama sangat disegani warga Papua, dengan deklarasi tokoh lintas agama diharapkan Papua segera pulih setelah kerusuhan akhir Agustus lalu.
Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) melakukan pertemuan dengan seluruh tokoh lintas agama Papua bersama TNI dan Polri. Para tokoh agama ini mendeklarasikan diri untuk menjaga perdamaian di Papua.
Deklarasi ini dipimpin oleh Kakanwil Kementerian Agama Papua, Amsal Yowei, di hotel Sahid, Entrop, Papua (6/9/2019). Deklarasi ini diikuti oleh Ketua FKUB Lipiyus Biniluk, perwakilan pendeta, John Wambrau dan perwakilan Ustadz Syaefullah, serta tokoh-tokoh lintas agama se-Papua.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolda Irjen Rudolf Alberth dan Pangdam Cendrawasih Mayjen YP Sembiring turut hadir dalam deklarasi ini. Dalam deklarasi itu, para tokoh lintas agama mengajak seluruh elemen masyarakat di Papua untuk menjaga Papua sebagai tanah damai.

“Kami seluruh tokoh lintas agama di Provinsi Papua berharap pada seluruh umat beragama yang ada di tanah Papua agar hari ini tanggal 6 September 2019 kita terus berdoa dan puasa di atas tanah ini untuk tetap jaga Papua tanah damai,” ucap Amsal.
Inilah isi deklarasi tokoh lintas agama di Papua:
1. Kami tokoh lintas agama imbau pada seluruh elemen masyarakat yang ada di atas tanah Papua untuk tetap kita menjaga dan mempertahankan Papua tanah damai.
2. Kami seluruh tokoh lintas agama di Provinsi Papua berharap pada seluruh umat beragama yang ada di tanah Papua agar hari ini tanggal 6 September 2019 kita terus berdoa dan puasa di atas tanah ini untuk tetap jaga Papua tanah damai, kita berdoa bagi NKRI, kita berdoa bagi Presiden, Panglima, Kapolri dan seluruh umat beragama yang ada di seluruh Indonesia sehingga kita tetap bersatu dan pertahankan NKRI.
3. Menolak demonstrasi pada situasi kondisi saat ini di Papua karena beresiko pada anarkis.
4. Menolak rasisme antara elemen masyarakat di Indonesia.
5. Merupakan saran untuk supaya asrama mahasiswa yang dibangun di luar Papua agar ada orang tua sehingga tanggung jawab di dalamnya untuk menangani mahasiswa kita yang ada di luar Papua dengan baik dan perhatian pemerintah untuk asrama ini dapat ditingkatkan dan kami memohon agar anak kami di luar Papua dapat dilindungi dengan baik sehingga mereka akan lanjutkan pendidikan dengan baik dan kembali ke Papua membangun Papua tanah damai.
6. Kami meminta agar Menteri Kominfo membuka pembatasan akses internet di Papua karena hal ini sangat dibutuhkan seluruh masyarakat dan elemen bangsa di atas tanah Papua ini.