Channel9.id-Jakarta. Baru-baru ini, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) merilis pedoman penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam kesehatan. Adapun pedoman ini berisikan enam prinsip utama, berikut ini rinciannya:
1. Lindungi otonomi
Manusia harus melakukan pengawasan dan mengambil keputusan akhir dalam hal kesehatan. Keputusan ini tak boleh dibuat sepenuhnya oleh mesin, dan dokter harus bisa mengontrol teknologi ini kapan saja. AI tak boleh digunakan untuk melakukan perawatan medis tanpa persetujuan dokter, dan data pasien juga harus dilindungi.
Baca juga: WHO Rilis Pedoman Penggunaan AI di Ranah Kesehatan
2. Mempromosikan keselamatan manusia
Pengembang harus terus memantau alat AI apa pun untuk memastikan mereka berfungsi sebagaimana mestinya, dan tak menyebabkan kerusakan.
3. Pastikan transparansi
Pengembang harus mempublikasikan informasi tentang desain alat AI. WHO ingin melihat transparansi yang cukup sehingga mereka bisa sepenuhnya diaudit dan dipahami oleh pengguna dan regulator.
Salah satu kritik populer terhadap sistem AI ialah alat ini punya “kotak hitam”, sehingga terlalu sulit bagi peneliti dan dokter untuk mengetahui bagaimana alat membuat keputusan.
4. Menumbuhkan akuntabilitas
Jika ada yang tak beres dengan alat AI—misalnya, jika keputusan alat merugikan pasien—harus ada mekanisme yang menentukan siapa yang bertanggung jawab, seperti produsen dan pengguna klinis.
5. Pastikan kesetaraan
Artinya alat harus tersedia dalam berbagai bahasa, sehingga alat dilatih pada kumpulan data yang beragam. Diketahui, dalam beberapa tahun terakhir, pengawasan ketat terhadap algoritme kesehatan telah menemukan bahwa ada masalah bias rasial.
6. Promosikan AI berkelanjutan
Pengembang harus bisa memperbarui alat mereka secara teratur, dan institusi harus punya cara untuk menyesuaikan jika alat tak lagi efektif. Institusi atau perusahaan juga seharusnya menghadirkan alat yang bisa diperbaiki.
Dilansir dari The Verge (1/7), WHO berharap pedoman itu bisa menjadi dasar bagi pemerintah, pengembang, dan regulator dalam melakukan pendekatan dengan teknologi AI.
Sebagaimana telah diketahui, pemanfaatan AI dalam di ranah kesehatan terbilang masih baru. Saat ini banyak pemerintah, regulator, dan sistem kesehatan masih mencari cara untuk mengevaluasi dan mengelolanya. WHO mengatakan, jika AI dimanfaatkan dengan bijaksana dan terukur akan membantu menghindari potensi bahaya.
(LH)