Channel9.id-Jakarta. Fadli Zon, Penasihat Fraksi Partai Gerindra DPR, memperingatkan bahwa dunia pendidikan bukan tempat berjudi atau ajang spekulasi. Pernyataannya ini ia tujukan kepada pemerintah dan Nadiem Makarim, Mendikbud baru yang bukan berlatar belakang ‘pendidikan’.
Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifuidian pun mengakui, mulanya semua pihak berpikir demikian. Namun, berdasarkan rapat kerja bersama Nadiem, Hetifah melihat sosok yang cepat menguasai isu yang digeluti. Lantas pihaknya menyadari bahwa Nadiem adalah sosok yang cepat belajar dan penunjukan itu sudah tepat.
“Awalnya memang kami pun dan mungkin pasti banyak orang memiliki praduga yang sama, jadi maksudnya dia tak punya latar belakang pendidikan, tapi kan kita harus hargai keputusan presiden. Pasti presiden cukup cermat dan itulah yang kita komunikasikan,” kata Hetifah, Kamis (7/11/2019) malam.
Dalam rapat kerja Komisi X DPR bersama Nadiem Makarim, mereka bertanya-tanya ke arah mana pendidikan ini akan dibawa oleh Nadiem–sesuai visi dan misi Presiden Joko Widodo, bukan hanya soal program kerja.
“Dari situ baru kita bisa menilai. Jadi saya kira kalau Pak Fadli Zon ikut rapat pasti dia pun akan berubah pikiran seperti kebanyakan kita semuanya,” jelas Hetifah.
Hetifah mengaku mendapat jawaban-jawaban di luar dugaan ketika mendengarkan penjelasan Nadiem Makarim. Menurutnya, Nadiem tak menempatkan teknologi di urutan pertama dalam mengembangkan pendidikan. Nadiem justru, menurutnya, mengedepankan pendidikan karakter, perubahan internal Kemendikbud termasuk soal pemangkasan birokrasi yang dihadapi banyak guru baru, barulah soal teknologi.
Kendati menyadari Nadiem masih dan proses belajar, ia pun turut akui bahwa Nadiem adalah orang yang cepat memahami sesuatu.
“Dia punya passion di bidang pendidikan, tapi kekuatan dia lagi adalah penciptaan lapangan kerja. Kita semua akui pendidikan yang kita berikan at the end harus memberi kesempatan peserta didik untuk mendapatkan atau menciptakan lapangan kerja. Semua yang dia kemukakan baru terakhirnya pemberdayaan teknologi,” sebut Hetifah.
Terkait kritik dari Fadli Zon, Hetifah meminta Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu turut berkontribusi bagi dunia pendidikan. Sebagai anggota Komisi I DPR, Fadli Zon diminta Hetifah memikirkan infrastruktur teknologi dalam pengembangan dunia pendidikan di pedalaman Indonesia.
“Kalau saya di Kalimantan Timur, pedalaman, kita harus hati-hati. Kalau semua berbasis teknologi tapi teknologi hardwarenya belum dipenuhi, misalnya akses ke internet, ini kan kerjanya Pak Fadli Zon di Komisi I. Jangan nanti nyalahin kita di pendidikan, sementara dia sendiri nggak mikirin akses teknologi bagi semua warga di Indonesia,” jelas Hetifah.
Ia menegaskan agar Fadli Zon bekerja dengan benar di Komisi I. Sebab, antara Komisi I dan X berkaitan. Jika ada masalah di Komisi X, jangan hanya menyalahkan pihaknya. Ia menegaskan, bila Fadli zon mau bantu, lakukan.
(LH)