Falcon Pictures Siap Produksi Film Chairil Anwar, Skripnya Dimatangkan Setahun
Lifestyle & Sport

Falcon Pictures Siap Produksi Film Chairil Anwar, Skripnya Dimatangkan Setahun

Channel9.id-Jakarta. Kabar gembira bagi para pecinta puisi, khususnya puisi-puisi karya penyair Chairil Anwar. Lantaran, kisah hidup penyair legendaris Indonesia yang dijuluki Si Binatang Jalang dipastikan segera diproduksi ke layar lebar.

Rumah produksi Falcon Pictures mengumumkan keseriusannya memproduksi film biopik yang diharapkan dapat menghidupkan kembali semangat tokoh sentral Angkatan ’45 tersebut, dimulai tahap awal dengan fokus utama pada pematangan skrip.

“Untuk script development-nya saja butuh satu tahun,” ujar Frederica kepada wartawan, di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Sabtu (22/11/2025).

Kontribusi sang penyair lewat puisi-puisi terkenal, di antaranya, ‘Aku’, ‘Doa’ hingga ‘Derai-Derai Cemara’ menjadikan Chairil Anwar sebagai simbol perlawanan dan kebebasan berpikir.

Tanggal wafatnya, 28 April, bahkan ditetapkan sebagai Hari Puisi Nasional.

Falcon Pictures berharap film ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga perayaan terhadap warisan sastra dan keberaniannya.

Menurut Frederica, siapa yang duduk di kursi sutradara dan pemeran utama masih dibicarakan.

Menariknya, Falcon Pictures mengajak publik berpartisipasi dengan melontarkan pertanyaan, “Menurut kalian siapa nih yang cocok berperan sebagai Chairil Anwar?” melalui media sosial mereka.

Respons publik membanjiri kolom komentar, menyebutkan nama-nama aktor besar maupun baru, sambil berharap film ini dapat menyajikan sosok Chairil yang jujur, liar, dan penuh gejolak.

Frederica hanya memberi petunjuk singkat bahwa pemeran Chairil Anwar nanti pastilah seorang “seniman” sejati.

Nyala abadi Si Binatang Jalang memang memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kesusastraan Indonesia. Chairil Anwar dinobatkan oleh Paus Sastra Indonesia H.B. Jassin sebagai pelopor Angkatan ’45, sekaligus puisi modern Indonesia. Chairil Anwar bahkan dianggap berjasa dalam pembaruan puisi Indonesia.

Chairil Anwar diperkirakan telah menulis 96 karya, termasuk 70 puisi. Dia mulai dikenal publik setelah pemuatan puisinya yang berjudul ‘Nisan’ pada tahun 1942, saat usianya 20 tahun. Karya-karyanya yang monumental di antaranya puisi ‘Aku’, ‘Derai-Derai Cemara’, ‘Diponegoro’, ‘Senja di Pelabuhan Kecil’ dan ‘Doa’.

Chairil lahir dan dibesarkan di Medan, sebelum pindah ke Batavia (sekarang Jakarta) dengan ibunya pada tahun 1940, di mana dia mulai menggeluti dunia sastra. Setelah memublikasikan puisi pertamanya pada tahun 1942, Chairil terus menulis. Puisinya menyangkut berbagai tema; mulai dari pemberontakan, kematian, individualisme, eksistensialisme, cinta hingga tak jarang multi-interpretasi.

Chairil Anwar dilahirkan di Medan, Sumatera Utara pada 26 Juli 1922. Dia merupakan anak satu-satunya dari pasangan Toeloes dan Saleha, keduanya berasal dari Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Ayahnya merupakan Bupati Indragiri, Riau yang tewas dalam Pembantaian Rengat. Dia masih memiliki pertalian keluarga dengan Soetan Sjahrir, Perdana Menteri pertama Indonesia.

Sebagai anak tunggal, orang tuanya selalu memanjakannya, tetapi Chairil cenderung bersikap keras kepala dan tidak ingin kehilangan apapun; yang sedikit mirip dengan kepribadian orang tuanya.

Chairil Anwar mulai mengenyam pendidikan di Hollandsch-Inlandsche School (HIS), sekolah dasar untuk orang-orang pribumi pada masa penjajahan Belanda. Dia kemudian meneruskan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO). Saat usianya mencapai 18 tahun, dia tidak lagi bersekolah. Chairil mengatakan bahwa sejak usia 15 tahun, dia telah bertekad menjadi seorang seniman.

Kontributor: Akhmad Sekhu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1  +  7  =