Nasional

FDP IKA UNJ Gelar Diskusi Bertajuk Pendidikan Guru di Era Digital

Channel9.id – Jakarta. Forum Diskusi Pedagogik (FDP) Ikatan Alumni Universitas Negeri Jakarta (IKA UNJ) mengadakan diskusi dengan tema “Mendesain Kembali Pendidikan Guru Menjawab Tantangan Era Digital” Rabu, (24/2).

Diskusi ini merupakan agenda rutin Ika UNJ yang diselenggarakan setiap bulan di hari Rabu.

Dimoderatori oleh Khaerudin, Dosen Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNJ, dengan penyelenggaraan diskusi secara daring melalui zoom.

Dihadiri pemateri dari ahli dan praktisi berbagai kampus di Indonesia, diantaranya Tian Belawati, Guru Besar Universitas Terbuka, Uwes Anis Chaeruman, Dosen Teknologi Pendidikan UNJ, dan Agus Putranto, Direktur Binus Online Learning.

Selain itu, hadir pula Ketua Umum Ika UNJ Juri Ardiantoro, Rektor IKIP Jakarta periode 1992-1997 Annah Suhaenah Anna Suhaenah Suparno, serta Pengamat Pendidikan, Jimmy Ph. Paat.

Ketua Umum Ika UNJ, mengatakan pentingnya mendiskusikan permasalahan pendidikan di Indonesia. Terutama di masa pandemi Covid-19 yang mendorong pendidikan mengadopsi pembelajaran secara daring atau dikenal dengan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ).

Dalam kesempatan yang sama, Tian Belawati, Guru Besar Universitas Terbuka mengunkapkan pentingnya memikirkan ulang bagaimana seharusnya pendidikan guru di era yang sudah mengedepankan platform digital ini.

Menurutnya, kedepan, bukan lagi tuntutan pandemi tapi digital adalah intuisi dari generasi calon siswa yang akan dididik sang guru dan guru seperti apa yang harus dipersiapkan.

“Generasi sekarang Generasi Alpha (anak yang dilahirkan 2010-2014). Mereka sudah mengenal smartphone. Mereka menggunakan device secara intuitif sudah jadi alamiah,” katanya.

Sementara, Uwes Anis Chaeruman Dosen Program Studi Teknologi Pendidikan UNJ, mengungkapkan guru juga perlu mengembangkan beberapa softskill yang memang dibutuhkan oleh peserta didik diantaranya, kemampuan memecahkan masalah, kritis, kreatif, managemen manusia, fleksibilitas kognitif, negosiasi, orientasi pelayanan.

“Fleksibilitas kognitif ini yang paling berat di negara berkembang, akhirnya banyak yang terpengaruh hoaks,” katanya.

Sementara, Pengamat Pendidikan, Jimmy Ph. Paat mengungkapkan bahwa pengajaran yang mendidik bukan hanya persoalan mengadopsi teknologi terbaru.

Ia memberi kritik bahwa apa yang dikatakan ketiga pemateri, mengindikasikan persoalan pendidikan dapat diselesaikan dengan digitalisasi.

“Bicara Pendidikan itu normatif, jadi yang sudah seharusnya harus kita lihat secara kritis,” ungkapnya.

Hal-hal yang dianggap perlu dan baru dalam era digital, seperti misalnya membaca karakteristik murid, itu sudah menjadi pembahasan lama.

“Saya sudah dengar Ketika saya waktu masih mahasiswa. Jadi itu semua sudah ada,” katanya.

IG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  43  =  51