Filosofi Kepemimpinan Rektor Menghadapi Tantangan Tata Kelola UNJ
Nasional

Filosofi Kepemimpinan Rektor Menghadapi Tantangan Tata Kelola UNJ

Channel9.id-Jakarta. Pada tahun 2019 dan 2020, UNJ menghadapi beberapa tantangan tata kelola kampus diantaranya adalah akreditasi dan reputasi UNJ. Disamping aspek tata kelola, pandemi global Covid-19 dianggap sangat berdampak terhadap kampus dan masyarakat kampus.

Akreditasi UNJ sempat turun dari akreditasi A menuju B pada 2017. Disamping itu, reputasi UNJ secara nasional sempat turun drastis ke nomor 59. Kedua hal tersebut diduga sempat menghambat kampus untuk mencapai status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH).

Mengenai tata kelola, Prof. Komarudin menyebut bahwa tata kelola saat itu belum baik. Maka Saya dorong benahi dalam berbagai hal, ucapnya. Tata kelola keuangan, akademik, riset publikasi dan HAKI, proses pembelajaran dianggap meningkat drastis. Hal ini berpengaruh pada peringkat kampus UNJ bisa kembali unggul.

Melansir webometrics.info, secara nasional UNJ telah menempati urutan 39 secara nasional. Sedangkan Scimago Ranking University UNJ menempati peringkat 32 dalam kategori Overall Rank yang menimbang reseach rank, innovation rank, dan societal rank. Sedangkan UNJ telah berhasil meraih akreditasi unggul berdasarkan keputusan BAN-PT No. 45 /SK/BAN PT/Akred/PT/II/2021 dengan perolehan nilai 366.

Saat ditanya mengenai akreditasi, Rektor UNJ menyampaikan optimismenya mengenai kenaikan reputasi kampus yang dibinanya. “Kita bisa masuk ke 20 besar atau bahkan dibawah 15,” pungkasnya saat diwawancari tim Channel9 pada Senin (19/06/2023).

Pandemi Covid-19 berdampak pada tantangan keamanan dan keselamatan bagi mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan agar tidak menciptakan episentrum penyebaran covid baru. Oleh karena itu pelaksanaan pendidikan harus diselenggarakan secara daring dan jarak jauh. Sedangkan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran efektif dibutuhkan infrastruktur yang memadai. Hal ini sempat dikeluhkan oleh mahasiswa dan dosen selama masa pagebluk ini.

Rektor UNJ sebut bahwa UNJ telah beradaptasi dengan mengembangkan Learning Management System (LMS) yang bisa digunakan untuk remote learning. Sistem pembelajaran virtual ini dapat dikembangkan di Labschool yang saat ini menunggu ijin pelaksanaanya.

Sedangkan untuk mendukung pembelajaran infrastruktur kuliah jarak jauh, UNJ menggelontorkan anggaran khusus untuk paket data. Kebijakan UNJ perihal bantuan paket data untuk mahasiswa berlangsung selama satu semester dan baru mendapat bantuan paket data dari pemerintah pada semester kedua.

Pencegahan sebaran virus Covid-19 juga disebut oleh rektor UNJ ini. “Kami mengadakan edukasi informasi untuk keamanan, ada anggaran khusus untuk bantuan ke lembaga lain juga,” ungkapnya.

Profesor asal Fakultas Ilmu Sosial ini menyebut perlunya kepemimpinan yang dapat mendorong kemajuan bersama. Selama membina kampus, ia menyebut ada dua tantangan yakni tantangan kultural dan struktur. Ia yakin bahwa potensi SDM, dosen maupun tendik. “kami sentuh dengan leadership yang humanis untuk UNJ yang lebih produktif,” ucapnya.

Baca juga: Prodi Ilmu Komunikasi UNJ Paling Banyak Peminatnya

Prof. Komarudin, Rektor UNJ, saat ditanyai mengenai refleksi di akhir kepemimpinannya menyebut bahwa banyak hal yang harus dibenahi saat mulai menjabat. “Hal tersebut membutuhkan sinergitas, kebersamaan, kekeluargaan, dan kondisi yang kondusif,” ucapnya saat ditanya mengenai filosofi kepemimpinan.

(FB)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

44  +    =  50