Channel9.id-Finlandia. Finlandia masih tak berencana untuk bergabung ke NATO dalam waktu dekat ini namun siap untuk bekerja sama dengan aliansi Eropa dan Amerika Serikat untuk menjatuhkan sanksi berat ke Rusia jika mereka menyerang Ukraina, ungkap Perdana Menteri Sanna Marin, Kamis (20/1/2022).
“Itu akan memberikan dampak yang sangat subtansial dan sanksinya akan sangat keras,” tutur Marin kepada Reuters dalam wawancara hari Rabu.
Marin menyebutkan kalau “sangat kecil kemungkinannya” kalau Finlandia akan mengajukan diri untuk bergabung ke NATO selama masa kepemimpinannya.
Negara Nordik itu berbagi daerah perbatasan sepanjang 1,340 km dan sejarah kelam dengan Rusia dan Uni Soviet, termasuk bentrokannya saat Perang Dunia Dua. Walaupun hubungannya yang tak bersahabat itu, mereka memilih untuk bekerja sama dengan NATO daripada bergabung.
Pada hari Selasa, Presiden AS Joe Biden memanggil Presiden Finlandia Sauli Niinisto untuk berbicara dengannya untuk kedua kalinya pada bulan ini. Rencananya pertemuan itu akan membahas “pentingnya kerjasama pertahanan Finlandia dengan Amerika Serikat dan NATO,” tulis kantor Biden dalam pernyataannya.
Marin masih bungkam soal diskusi tersebut, tapi ia percaya kalau negara lainnya mengapresiasi fakta bahwa Finlandia terus mempertahankan hubungan yang “fungsional” dengan Rusia.
Marin menyebutkan kalau Finlandia kukuh terhadap pendiriannya terhadap keputusan bergabung dengan NATO.
“Tak ada yang dapat mempengaruhi kita, baik itu AS, Rusia, atau siapapun itu,” tambahnya.
Finlandia harus menunjukkan dukungan publik yang substansial jika ingin bergabung dengan NATO.
Dalam angket harian terbesar Finlandia, Helsingin Sanomat, 28% responden setuju agar Finlandia bergabung dengan NATO, 42% lainnya tak setuju dan sisanya abstain. Angket tersebut menunjukkan kenaikan dukungan untuk bergabung dengan NATO sebanyak 8% jika dibandingkan dengan angket tahun 2019.
(RAG)
