Nasional

FSGI: Generasi Milenial Tidak Cocok Ikut Wajib Militer

Channel9.id – Jakarta. Wasekjen FSGI Satriwan Salim menyampaikan, bela negara dengan menerapkan program wajib militer (wamil) tidak cocok diterapkan untuk generasi milenial.

Generasi milenial, kata Satriwan, menganggap mempertahankan negara tidak harus mengangkat senjata. Lantaran, generasi milenial tidak melihat perang konvensional sebagai ancaman pertahanan. Bagi mereka perang yang dihadapi adalah perang teknologi.

“Berdasarkan riset tentang Bela Negara dari Komite Riset Kedaulatan Pertahanan Negara Universitas Indonesia, 84 persen generasi milenial bersedia mengikuti bela negara. Sisanya tidak mau bela negara. Ini menunjukan bahwa generasi milenial memiliki semangat nasionalisme yang tinggi,” katanya dalam diskusi ‘Pro Kontra Komcad dan Membangun Budaya Bela Negara di Perguruan Tinggi’, Sabtu (12/9).

“Namun, ketika saya tanya siswa dan mahasiswa saya, mereka merasa keberatan ketika memahami bela negara hanya wamil. Menurut mereka tak relevan,” lanjutnya.

Satriwan menyatakan, generasi milenial memahami konteks ketahanan nasional dengan menguatkan infrastruktur internet dan cyber. Menurut mereka, itu jauh lebih penting ketimbang melakukan wamil.

“Justru merekrut ikut aktif melalui dunia cyber. Jadi yang mereka persepsikan wamil sejak 2009 adalah angkatan senjata kaya Menwa,” ujarnya.

Karena itu, Satriwan meminta Kemenhan berkomunikasi dengan stakeholder untuk mendengarkan aspirasi generasi milenial dalam membuat kurikulum program bela negara.

“Generasi milenial ini karakternya sangat unik. Mereka gampang stres, cemas, dan tidak suka ada kekerasan, sentuhan-sentuhan fisik. Tapi di sisi lain mereka bela negara setuju, walau hasil riset UI tidak dielaborasi bela negara seperti apa yang disetujui. Yang jelas mereka tidak setuju model yang fisik,” pungkasnya.

(HY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  24  =  33