Lifestyle & Sport

Fungsi Paru-Paru Para Penyintas Covid-19 Menurun

Channel9.id-Jakarta. Sebuah penelitian menemukan adanya penurunan fungsi paru-paru pada pasien penyintas Covid-19.

Penelitian ini dilakukan oleh dokter pejabat otoritas rumah sakit di Hongkong, yang fokus pada fungsi paru-paru pasien Covid-19. Ia pun melihat adanya perubahan pada kondisi mereka. Ditemukan bahwa penyintas Covid-19 memiliki fungsi paru yang tidak semaksimal sebelumnya.

Tim dokter penanganan Covid-19 di Hongkong mengamati 12 pasien yang telah sembuh. Para pasien ini sembuh setelah diobati dengan obat Kaletra (obat HIV/AIDS), obat Ribavirin (obat hepatitis C), dan interferon.

Para pasien diminta untuk menjalani sejumlah aktivitas untuk mengukur kemampuan paru-paru mereka. Setidaknya ada tiga pasien yang tak mampu melakukan sejumlah hal, yang sebelumnya bisa mereka lakukan–sebelum terinfeksi virus corona SARS-CoV-2.

Mereka mengaku merasa terengah-engah saat berjalan sedikit lebih cepat, meski hanya beberapa menit.

Selain itu, hasil scan paru-paru pada 9 pasien ditemukan pola yang mirip. Paru mereka nampak seperti kaca berkabut yang mengindikasikan bahwa organ mereka rusak. Kondisi paru-paru itu mirip dengan hasil scan pada pasien penderita SARS dan MERS.

Dikutip dari South China Morning Post, Dr. Owen Tsang Tak-yin direktur medis Infectious Disease Center di Princess Margaret Hospital, Hongkong menjelaskan, sejumlah pasien mungkin mengalami pelemahan atau penurunan fungsi paru-paru hingga 30% pada penyintas Covid-19.

Ia merekomendasikan mereka untuk menjalani fisioterapi dengan latihan kardiovaskular, seperti berenang dan latihan lainnya, guna memulihkan dan memperkuat fungsi paru-paru mereka.

Kendati demikian, Tsang mengaku masih membutuhkan penelitian lanjutan. Sehingga, pasien masih perlu menjalani tes lanjutan demi menilai fungsi paru-paru apa saja yang mereka pertahankan.

Pun ia mengaku belum bisa menyimpulkan apakah penurunan fungsi paru-paru pada pasien penyintas Covid-19 ini akan berpotensi bermasalah pada jangka panjang atau tidak. Misalnya, fibrosis paru-paru, yakni di mana jaringan paru-paru mengeras dan organ tidak bisa berfungsi dengan benar.

Tsang memaparkan, fungsi paru-paru pasien positif Covid-19 menunjukkan adanya cairan atau puing-puing bercak. Ini bisa memburuk saat infeksi berkembang dan menyebabkan pneumonia.

Diketahui sebelumnya, Jurnal Radiological Society of North America merilis penelitian yang menunjukkan memburuknya kondisi paru-paru pasien yang terinfeksi Covid-19.

Peneliti melakukan CT scan pada pasien positif Covid-19 dengan gejala pneumonia. Lalu didapati bercak putih yang mengindikasikan penumpukan cairan pada rongga paru-paru atau ground glass opacity (GGO).

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

8  +  2  =