Channel9.id – Jakarta. Rekrutmen 14 pegawai baru di Garuda Indonesia yang berasal dari mantan pegawai Lion Air Group terus menuai kontroversi. Besaran gaji yang diterima para pegawai baru tersebut, berkisar antara Rp 25 juta hingga Rp117 juta, memicu reaksi keras dari internal perusahaan dan publik.
Direktur Center for Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi, menilai rekrutmen ini menunjukkan indikasi ketidakterbukaan dan tidak sesuai dengan prinsip Good Corporate Governance (GCG). Sekretariat Bersama Serikat Karyawan Garuda Indonesia, yang terdiri dari Asosiasi Pilot Garuda (APG), Serikat Karyawan Garuda Indonesia (Sekarga), dan Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (Ikagi), juga menolak keputusan tersebut.
“Proses rekrutmen di BUMN seharusnya tidak nepotisme tapi transparan, adil, dan profesional sesuai dengan prinsip-prinsip GCG, dan harus diingat protes serikat karyawan Garuda Indonesia janganlah dianggap hal yang biasa saja karena ini bukti bahwa Pemimpin managemen Garuda Indonesia hanya mementingkan kelompok dan kroninya untuk mengamankan kedudukan selama menjabat, Ini Nepotisme!,” kata Uchok dalam keterangan tertulis, Minggu (23/3/2025).
Menurutnya, fakta bahwa Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani Panjaitan sebelumnya pernah menjabat sebagai Pelaksana Tugas Direktur Utama PT Lion Air, semakin memperkuat spekulasi adanya konflik kepentingan. Uchok menilai rekrutmen ini lebih bernuansa politis daripada kebutuhan perusahaan.
“Rekrutmen ini lebih bernuansa politis dibandingkan dengan kebutuhan perusahaan. Garuda Indonesia sudah memiliki sumber daya manusia (SDM) yang kompeten, loyal, dan berintegritas. Jangan sampai ada kepentingan pribadi pemimpin yang mengorbankan aturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan,” sebutnya.
Ia menegaskan bahwa rekrutmen dan promosi jabatan di BUMN harus didasarkan pada profesionalisme dan kebutuhan perusahaan, bukan hubungan pertemanan. Serikat karyawan pun meminta Menteri BUMN, Erick Thohir, untuk segera turun tangan menyelesaikan persoalan ini.
“Menteri BUMN harus segera menyelesaikan permasalahan ini. Jangan sampai ada gejolak berkepanjangan di internal Garuda Indonesia yang justru dapat berdampak pada keberlangsungan bisnis perusahaan,” tutup Uchok.
HT