Gaya Hidup yang Bisa Mempercepat Penurunan Massa Otot
Lifestyle & Sport

Gaya Hidup yang Bisa Mempercepat Penurunan Massa Otot

Channel9.id-Jakarta. Seiring bertambahnya usia, kesehatan tubuh secara menyeluruh cenderung menurun atau mengalami degenerasi. Salah satunya pada otot, yang dikenal dengan sarkopenia. Kondisi ini bisa terjadi karena sel otot lebih banyak dihancurkan ketimbang dibentuk, akibat bentroknya sinyal anabolisme (pembentukan) dan katabolisme (penghancuran) sel otot.

Umumnya, kondisi itu dialami oleh orang lanjut usia. Penelitian menyebutkan bahwa setelah 50 tahun, seseorang bisa kehilangan 3% dari kekuatan otot tiap tahunnya. Namun demikian, sarkopenia bisa terjadi lebih cepat, lo. Ini bergantung pada sejumlah faktor, termasuk gaya hidup.

Hal yang mengkhawatirkan, gejala sarkopenia sulit dikenali. Namun demikian, gejala utama yang kerap ditunjukkan antara lain tubuh kian melemah seiring berjalannya waktu, kekuatan genggaman tangan menurun, stamina menurun, bergerak lamban, hingga kehilangan berat badan tanpa sebab yang jelas.

Tentunya, Kamu ingin bugar lebih lama, bukan? Jika iya, ada baiknya Kamu menghindari gaya hidup yang mempercepat terjadinya saekopenia. Untuk lebih lanjut, mari simak ulasan berikut ini.

1. Gaya hidup sedentari
Jarang menggunakan otot menjadi pemicu utama sarkopenia. Kondisi ini akan muncul ketika seseorang tak pernah berolahraga atau minim aktivitas fisik—seperti menjalani gaya hidup sedentari. Demikian pula jika menderita penyakit yang mengharuskan beristirahat di tempat tidur dalam waktu lama.

Perlu diketahui, kontraksi otot saat bergerak dengan otot sangat penting untuk mempertahankan massa otot dan memperkuat sel otot. Sementara itu, jika minim beraktivitas, maka massa dan kekuatan otot bisa menghilang. Hal ini berpotensi memperlemah otot dan membuat tubuh mengalami kelelahan kronis. Alhasil, tingkat aktivitas seseorang cenderung berkurang dan lebih sulit melakukan aktivitas.

Untuk membantu memperlambat datangnya sarkopenia, coba rutin berolahraga seperti latihan kekuatan otot, seperti aerobik atau angkat beban. Kamu bisa memulainya secara bertahap dari olahraga ringan, seperti jalan kaki. Kemudian Kamu bisa meningkatkan intensitas.

2. Malas gerak
Sarkopenia lebih cepat terjadi pada orang-orang yang malas gerak, sebagaimana telah disinggung sebelumnya. Namun di lain sisi, bergerak aktif atau rutin olahraga juga tak bisa benar-benar menghindari sarkopenia. Sebab aktivitas ini hanya bisa memperlambat datangnya kondisi ini.

3. Pola makan tak seimbang
Selain itu, salah satu cara mencegah sarkopenia ialah dengan mengonsumsi lebih banyak makanan tinggi protein. Keseimbangan antara kalori dan protein diperlukan tubuh untuk mempertahankan massa otot.

Namun, seiring bertambahnya usia, perubahan pola makan dan asupan kalori cenderung sulit dihindari. Ini karena sensitivitas lidah untuk merasakan makanan jadi menurun. Selain itu, kesulitan mencerna makanan, gangguan kesehatan gigi dan mulut, ataupun kesulitan untuk mengakses bahan makanan. Sedikitnya orang dewasa dan lansia membutuhkan 25-30 gram protein yang dikonsumsi tiap waktu makan untuk mempertahankan masa otot.

4. Penyakit kronis
Terlalu lama berbaring di tempat tidur karena sakit juga memungkinkan seseorang minim beraktivitas fisik. Hal ini juga memperbesar risiko sarkopenia.

Bukan cuma massa otot yang hilang, sakit juga menunjukkan adanya peradangan dan stres dalam tubuh. Peradangan sendiri memungkinkan tubuh mengirim sinyal untuk meregenerasi sel. Namun demikian, kondisi penyakit kronis ini, di mana peradangan terjadi dalam jangka panjang, bisa mengganggu keseimbang pembentukan sel otot yang baru dan memicu hilangnya massa otot.

Selain itu, stres selama sakit bisa memperburuk proses peradangan dan menurunkan mood untuk beraktivitas. Oleh karenanya, stres juga bisa memicu sarkopenia.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  41  =  51