Hot Topic Nasional

General Lecture di UNJ, Ibu Negara Republik Islam Iran: Kewajiban Praktisi Pendidikan Menjaga Perdamaian

Channel9.id – Jakarta. Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menggelar acara General Lecture “Philosophy of Higher Education” di Aula Latif Hendraningrat, Gedung Dewi Sartika UNJ, Jakarta Timur pada Rabu (24/5/2023). UNJ menghadirkan Ibu Negara Repubik Islam Iran, Prof. Jamileh Alamolhuda sebagai narasumber dalam acara Kuliah Umum tersebut.

Adapun acara Kuliah Umum ini dihadiri oleh para pimpinan, senat, dosen, dan mahasiswa di lingkungan UNJ.

Acara dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, kemudian diikuti dengan lagu kebangsaan Republik Islam Iran. Acara ditutup dengan penyerahan cinderamata dari UNJ kepada Prof. Jamileh Alamolhuda.

Dalam pemaparannya, Prof. Jamileh Alamolhuda yang merupakan seorang profesor di Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi Universitas Shahid Beheshti, menyampaikan masalah yang terjadi dalam dunia ilmu pengetahuan saat ini.

Istri dari Presiden Iran Ebrahim Raisi itu mengatakan bahwa nilai-nilai agama tidak dapat dipisahkan dengan ilmu pengetahuan. Namun saat ini, kata Prof. Jamileh, masih terjadi perdebatan yang memisahkan ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai agama.

“Sayangnya, mereka yang mengampanyekan perpecahan dan perselisihan serta permusuhan antara Islam kemudian ilmu pengetahuan itu bukan hanya musuh-musuh Islam. Mereka sebenarnya juga adalah musuh-musuh ilmu pengetahuan,” tegas Prof. Jamileh.

Menurutnya, jika nilai-nilai agama dipisahkan dari ilmu pengetahuan, maka agama akan lebih mudah untuk menjadi objek dan komoditas bagi keinginan pihak-pihak tersebut.

“Dalam catatan sejarah pernah terjadi apa yang mereka lakukan dengan memanfaatkan hal ini (ilmu pengetahuan), yaitu kejadian Hiroshima dan Nagasaki yang dilakukan oleh Amerika di Jepang,” kata Prof. Jamileh.

“Dan kejadian Hiroshima itu membuktikan juga kepada dunia dan kita saat ini bahwa ilmu pengetahuan juga bisa untuk menjadi alat pemusnah dan alat permusuhan,” sambungnya.

Berdasarkan kondisi tersebut, Doktor Pendidikan dari Universitas Tarbiat Modares itu menegaskan bahwa para pemikir, penulis, dan guru besar saat ini memiliki dua kewajiban. Pertama, mengidentifikasi dan memberikan solusi terhadap problem yang ada di tengah masyarakat. Kedua, menjaga dan melestarikan ilmu pengetahuan.

“Dan ilmu itu adalah sebuah bagian dari lembaga konstitusi di sebuah masyarakat,” tuturnya.

Namun, lanjutnya, saat ini para guru besar, para dosen, dan para peneliti terpaksa harus mengikuti sistem ekonomi yang dijalankan oleh kelompok imperialis.

Oleh sebab itu, kata Prof. Jamileh, kewajiban para dosen dan para guru besar untuk menjaga dan melestarikan ilmu pengetahuan di perguruan-perguruan tinggi.

“Kita semua perlu dan berkewajiban untuk menjaga kebenaran, duduk bersama dan membahas bersama kebenaran manusia,” pungkas Prof. Jamileh.

Adapun dalam acara tersebut, Prof. Komarudin selaku Rektor UNJ mengaku tersanjung dengan kehadiran Prof. Jamileh Alamolhuda yang merupakan seorang guru besar pendidikan dari Universitas Tarbiat Modares, Iran.

“Sungguh kehormatan yang luar biasa bagi UNJ dikunjungi oleh Yang Mulia Ibu Negara Republik Islam Iran, yang juga sekaligus sebagai Dosen dan Penulis,” ucap Prof. Komarudin.

Menurutnya, Ibu Negara Iran itu memiliki kiprah yang luar biasa sebagai tokoh pendidikan perempuan yang berpengaruh di dunia. Sebab, kata Prof. Komarudin, karya-karya Prof. Jamileh Alamolhuda memiliki kontribusi penting bagi penyelenggaraan Perguruan Tinggi.

“Pemikirannya tentang pendidikan salah satunya tertuang dalam Buku yang berjudul “Teori Pendidikan Islam: Tinjauan Qur’ani dan Filosofis” yang memiliki kontribusi penting bagi kita semua, khususnya dalam penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi,” ungkap Prof. Komarudin.

Baca juga: Ibu Negara Republik Iran Berikan Kuliah Umum di UNJ, Bangun Pendidikan Tinggi dengan Filosofis yang Kokoh

HT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  5  =  9