Channel9.id-Jakarta. Qualcomm disebut menggandeng Samsung untuk memproduksi chip 5G, yaitu Snapdragon seri 4 yang bisa mendukung koneksi 5G.
Diketahui, Samsung telah memproduksi sejumlah chip 5G untuk Qualcomm. Di antaranya, Snapdragon 690 yang memakai proses 8nm dan Snapdragon 765/768 yang memakai proses EUV 7nm.
Sementara, dikutip dari GSM Arena, Kamis (10/9), untuk Snapdragon seri 4 yang akan diproduksi itu, kemungkinan akan memakai proses 8nm.
Snapdragon seri 4 dengan koneksi 5G itu diperkirakan bisa dipakai pada awal 2021 di ponsel-ponsel berharga terjangkau. Itu berarti, produksinya akan terjadi dalam waktu dekat.
Kendati mendapat kontrak dari Qualcomm, Samsung sebenarnya telah kalah oleh TSMC dalam hal kontrak chip flagship Qualcomm, yaitu Snapdragon seri 8–yang diproduksi oleh TSMC.
Sebagai informasi, TSMC ialah pemegang market share tertinggi di bisnis pembuatan chip, posisi yang berusaha dikejar oleh Samsung.
Baca juga : Google Akan Masukkan Program Bangkit ke Kampus Merdeka
Di lain sisi, Samsung pun mendapat kontrak besar dari Nvidia untuk mengembangkan proses ‘8N’ untuk memproduksi GPU seri 3000. Selain itu, Samsung pun dikontrak oleh IBM untuk memproduksi prosesor Power10, yang dibuat menggunakan proses EUV 7nm.
Belakangan, persaingan antara Samsung dan TSMC dalam pembuatan chip kian ketat. Samsung semakin gencar memproduksi dan mengembangkan teknologinya, seperti membangun pabrik chip 5nm yang kedua di Korea Selatan.
Pabrik tersebut dibangun di Pyeongtaek, Provinsi Gyeonggi. Pabrik ini dilengkapi perlengkapan untuk memproduksi chip dengan teknologi extreme ultraviolet lithography (EUV). Teknologi EUV ini disebut hal penting agar Samsung bisa bersaing dengan TSMC di bisnis ini.
Menurut Samsung, pabrik tersebut akan memproduksi prosesor, modem 5G dan juga FPGA serta ASIC yang dibutuhkan untuk aplikasi machine learning. Pabrik ini diharapkan bisa beroperasi pada pertengahan kedua 2021.
Hingga kini, Samsung memiliki tujuh pabrik khusus untuk pembuatan chip. Enam di Korea Selatan dan satu di Austin, Texas, Amerika Serikat. Perusahaan ini akan terus mendirikan pabrik baru dalam 10 tahun ke depan, dengan nilai total mencapai USD 116 miliar.
(LH)