Channel9.kid-Jakarta. Wamendagri Bima Arya mengajak masyarakat membangun pola hidup rendah emisi untuk menekan polusi dan dampak pemanasan global. Pesan itu ia sampaikan dalam acara Jejak Langkah untuk Udara Bersih di Twin House Blok M, Jakarta, Minggu (28/9/2025).
Bima menegaskan, krisis iklim kini makin nyata. Ia mengingatkan istilah “global warming” sudah bergeser menjadi “global boiling” atau pendidihan global, sebagaimana disampaikan Sekjen PBB.
Menurutnya, sektor industri masih jadi penyumbang emisi terbesar, disusul listrik, gas, dan pertanian. Namun, sektor transportasi perlu perhatian khusus karena paling dekat dengan aktivitas masyarakat.
“Transportasi publik yang ramah lingkungan itu sebetulnya juga untuk kesejahteraan,” kata Bima. Ia menyoroti data BPS 2018 yang mencatat pengeluaran masyarakat untuk transportasi mencapai 12,46% dari total biaya hidup, melebihi rekomendasi Bank Dunia sebesar 10%.
Bima lalu membagikan pengalamannya saat menjabat Wali Kota Bogor, dengan kebijakan sehari tanpa kendaraan bermotor dan kampanye bersepeda. Ia menekankan, perubahan perilaku publik harus dibangun secara sistemik, bukan insidental.
“Saya bicara di sini dengan harapan kalian jadi aktor-aktor yang akan mengkampanyekan penggunaan transportasi publik,” ujarnya.
Bima menilai pembangunan infrastruktur kunci pembentukan budaya baru, mulai dari kebiasaan berjalan kaki hingga menggunakan transportasi umum. Ia mencontohkan transformasi angkot di Bogor yang melahirkan cikal bakal Trans Pakuan, layanan bus terintegrasi kota.
Selain ramah lingkungan, Bima menyebut transportasi publik juga membawa manfaat sosial. “Kita bukan hanya menambah sensibilitas kita, empati kita, tapi juga networking, jaringan, dan lain-lain,” tandasnya.
Baca juga: Wamendagri Bima: Saatnya Sumedang Dikenal Lewat Sport Tourism